SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Karangasem, kmhdi.org – Keadaan yang terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu, di mana demonstrasi berujung pada kekerasan dan jatuhnya korban jiwa, menggugah hati saya sebagai kader KMHDI (Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia). Kami merasa kehilangan, bukan hanya karena korban jiwa yang jatuh, tetapi juga karena tragedi ini menggambarkan betapa rapuhnya toleransi dan rasa keadilan yang seharusnya menjadi pijakan negara kita.

Sebagai generasi muda yang turut berperan dalam membentuk masa depan bangsa, saya merasa perlu untuk menyampaikan rasa empati yang mendalam kepada keluarga korban, para demonstran, dan seluruh pihak yang terdampak oleh insiden ini. Tidak ada yang menginginkan terjadinya kekerasan dalam sebuah aksi damai, apalagi sampai merenggut nyawa. Saya percaya bahwa setiap individu berhak untuk mengungkapkan pendapat, namun hal tersebut harus dilakukan dalam suasana yang penuh rasa hormat, tanpa mengabaikan keselamatan dan martabat manusia.

Sangat merasa prihatin melihat realitas bahwa rakyat yang turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka—terutama dalam hal ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah atau kondisi sosial ekonomi—terkadang berakhir dalam situasi yang sangat tragis. Ini bukan hanya masalah kebijakan, tetapi juga masalah kepercayaan, rasa keadilan, dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Masyarakat, terutama mereka yang merasa terpinggirkan, seharusnya dapat menemukan solusi dalam dialog yang konstruktif, bukan dalam kekerasan yang merusak.

Tragedi ini bukan hanya soal kekerasan fisik yang terjadi di jalan, tetapi juga mengenai ketimpangan sosial yang semakin nyata, ketidakadilan yang tak kunjung diselesaikan, serta kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan rakyat. Semua ini mengingatkan kita bahwa perjuangan untuk keadilan tidak boleh berhenti pada kata-kata, tetapi harus ada upaya nyata untuk mengubah sistem yang ada. Saya, sebagai kader KMHDI, menyerukan untuk lebih memperhatikan suara-suara rakyat yang tertindas, dan berkomitmen untuk terus memperjuangkan Indonesia yang lebih adil dan harmonis.

Kejadian ini bisa menjadi cermin bagi kita semua—pemerintah, masyarakat, dan semua pihak terkait—untuk lebih mengedepankan dialog yang damai dan solusi yang mendalam. Semoga tragedi ini tidak hanya menjadi titik hitam dalam sejarah, tetapi juga menjadi titik tolak bagi perbaikan sistem yang lebih baik, yang dapat menjamin hak-hak dan keselamatan setiap warga negara, tanpa terkecuali.

Sebagai kader KMHDI, kami berdiri bersama seluruh pihak yang berjuang untuk keadilan dan kebebasan berekspresi. Kami juga berdoa untuk para korban, keluarga mereka, dan semua yang terkena dampak langsung dari peristiwa ini. Semoga Indonesia bisa bangkit kembali dengan penuh kasih sayang, pengertian, dan, yang terpenting, keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Kehilangan rasa keadilan dan persatuan yang kita rasa hanya ada di Pancasila yang selalu diucapkan dengan lantang setiap Upacara Bendera, dimana letak penerapannya ? 80 tahun Indonesia Merdeka membawa banyak luka di setiap daerah kali ini . Aspirasi yang seharusnya menjadi pertimbangan kini bagaikan sebuah obrolan tanpa arah penyelesaian ?

Anarkis tentunya tidak menjadi pilihan ketika aspirasi bisa diserap dengan terhormat untuk majunya Negara Indonesia, Merdeka tidak menjadi sebuah cerita tapi bagaimana merdeka menjadi suatu kebebasan dan kesejahteraan yang merata untuk rakyatnya. Marilah berbenah menuju Indonesia Merdeka yang nyata.

Penulis : Ni Komang Yuli Kusumadewi (Bendahara PC KMHDI Karangasem)

Share:

administrator