SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

  Buleleng, kmhdi.orgPimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI0 Buleleng menanggapi terkait adanya kejadian viral di media sosisal terkait dengan pembatalan penampilan dikarenakan dipotong penampilan band pada Sabtu (30/4).Hal ini terjadi pada malam penutupan perayaan HUT Kota Singaraja yang ke 420 tahun. Hal ini terjadi karena para seniman yang sudah lama mempersiapkan diri untuk tampil harus disela oleh penampilan band. Dalam kejadian tersebut, PC KMHDI Buleleng menanggapi sekaligus menyayangkan kejadian ini terjadi pada perayaan penutupan HUT Kota Singaraja, dimana seniman asli seolah tidak mendapatkan pangung di tanahnya sendiri dan lebih menonjolkan band modern.

Tri Budi Santoso selaku ketua PC KMHDI Buleleng mengungkapkan pendapatnya apapun alasanya terkait kejadian batalanya penampilan salah satu seniman gong legendaris yaitu Sekaa Gong Kebyar Legendaris Jaya Kusuma Desa Jagaraga dengan Sekaa Gong Legendaris Eka wakya Banjar Paketan, seolah tidak mendapatkan panggung pada perayaan HUT kali ini dan justru disela dengan penampilan band, terlebih pada perayaan hut kali ini mengankat tema yang cukup menohok yaituBuleleng Berbangga’, justru hal ini seolah terbantahkan dengan kejadian ini dengan pertanyaan masikah berbangga?.

Dengan adanya kejadian ini tentu menuai berbagai komentar masyarakat salah satunya di ungkapkan oleh Ni Ketut Sri Asmini arau biasa dipanggil Rini salah satu mahasiswa dari Universitas Pendidikan Ganesha (UNDIKSHA) Singaraja juga dirinya mengungkapkanSebagai Mahasiswa dengan adanya kejadian itu saya merasa kecewa karena tidak bisa tampil sesuai harapan. Apalagi dengan adanya perubahan rundown acara yang tidak sesuai dengan di awal. Sebagai mahasiswa pencinta seni dengan adanya perubahan jadwal secara tiba-tiba seolah-olah menganggap seniman dinomor duakan

Ditengah semaraknya perayaan HUT yang sangat meriah dan menarik antusias masyarakat untuk berbondong-bondong datang dengan heforia bahagia. Justru hal iniberbanding terbalik apa yang dirasakan oleh tidak dirasakan para seniman yang batal tampil yaitu dari seniman gong legendaris yaitu Sekaa Gong Kebyar Legendaris Jaya Kusuma Desa Jagaraga dengan Sekaa Gong Legendaris Eka wakya Banjar Paketan, kekecewaan yang mendalam dirasakan oleh para seniman yang sudah berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan berlatih untuk menampilkan penampilan terbaiknya, mereka sudah mempersiapkan diri untuk tampil sejak pukul 11:30 WITA hingga larut malam mereka yang segharusnya mereka tampil dua kali harus disela oleh penampilan band.

Perubahan jadwal yang terjadi membuat mereka bingung dan kecewa. Hingga akhirnya mereka memilih pulang daripada menunggu jadwal pentas. Perubahan jadwal yang terjadi secara tiba-tiba seolah tidak memprioritaskan kesenian Buleleng dan mengesampingkan para seniman tradisi.

Kejadian ini juga ditanggapi oleh Ni Kadek Sri Handayani atau biasa dipanggil Desi, selaku anggota Bidang Kaderisasi PC KMHDI Buleleng, merupakan pelaku seni sekaligus salah satu pengisi acara pada perayaan HUT Kota Singaraja kemarin. “ Harapan saya semoga kedepan para pelaku seni tetap selalu di apresiasi selalu dibanggakan dengan siring berjalannya berkembangan zaman modern saya harap kesenian tetap menjadi yang terdepan dikelola karena akan terus diwariskan oleh generasi Buleleng nanti, dan jangan lupa kepada seniman-seniman legendaris yang sudah membawa nama Buleleng kemancanegara sehingga kesenian buleleng dikenal hingga keluar negeri”. Ujar Desi.

Masihkah Bangga?

Dengan adanya kejadian ini justru menimbulkan pertanyaan tertuju kepada  panitia yang seolah mengesampingkan seniman tradisi. Hal ini sangat wajar diungkapkan oleh masyarakat terlebih padatnya acara yang disusun oleh panitia justru rundown berubah disela dengan band.

Pemerintah Buleleng harus memperhatikan nasib dan memberikan ruang bagi seniman untuk berkreasi dan menampilkan karya seninya rumhanya sendiri yaitu di kabupaten buleleng, jika hal ini tidak dilakukan bukan menutup kemungkinan di masa yang akan datang tradisi ini akan tergeser oleh perkembangan zaman dan generasi muda tidak lagi mengena tradisinya. Ujar Budi Santoso.

Apa harapan mahasiswa Buleleng peran pemerintah terhadap seniman dan tradisi Buleleng?

Pemerintah harus mengambil tindakan komprehensif melindungi, melakukan pembinaan, dan promosi budaya agar tetap lestari diwariskan ke anak dan cucu nanti”. Ujar Rini.

  Berbagai reaksi yang muncul dan respon masyarakat terhadap kejadian ini cukup menggambarkan betapa rindunya mereka dengan karya seni lokal dan kecintaan mereka kepada seniman Bali. dengan adanya kejadian ini mari kita jadikan sebagai pembelajaran bersama agar kejadian serupa tidak terulang pada kesempatan yang berbeda, jangan sampai tradisi yang diwariskan ini tergerus zaman dan semakin dikit peminatnya.

Dengan kejadian ini kita berharap agar seniman diberikan ruang khusus untuk menampilkan karya seninya tidak lagi digabung dnegan acara hiburan seperti music band dan lainnya, seorang seniman akan senang jika karyanya  dihargai terutama di kabupatenya sendiri, saya berharap jika disetiap ivent di buleleng bisa ditampilkan karya seni dari ujung barat ke ujung timur secara bergantian, jangan lupa pemerintah juga memiliki akun media sosial yang berkembang pesat untuk dimanfaatkan bersama sebagai media mengenalkan budaya Buleleng dan menjadi ruag kolaborasi dengan dinas terkait”. Ujar desi.

  Sebagai Penutup, Tri Budi Santoso mengungkapkan permintaannya dan harapanya. Dia mengungkapkan adanya sinergi bersama pemerintah dengan seniman untuk melestarikan budaya lokal.

meminta masyarakat Buleleng untuk bersama-sama meredam kejadian ini agar tidak berlarut-larut dalam kekecewaaan, dirinya juga mengungkapakan harapannya, melalui kejadian ini kita justru terbangun mainset baru gagasan baru bagaimana pran pemerintah Buleleng secara nyata memberikan mereka panggung khusus dalam kegiatan ivent-ivent tertentu tidak dijadikan satu dengan hiburan music atau sejenisnya, pemerintah bisa bersinergi bersama dengan seniman tidak hanya menampilkan mereka pada saat ivent saja tetapi bersinergi bersama dalam menjaga tradisi dan budaya melalui pelatihan dan mengenalkanya langsung ke masyarakat.

Share:

administrator