![]()
Denpasar, kmhdi.org – Forum penentuan keputusan tanggal lokasabha Bali mengalami kebuntuan usai salah satu anggota kaderisasi Pengurus Daerah KMHDI Bali ajak adu fisik ketua-ketua. Selain itu ia juga menyebut langsung nama personal yang pada akhirnya menyulut emosi Bendahara PC KMHDI Denpasar. Hal ini menyebabkan situasi tidak kondusif dan forum dibatalkan (21/11).
Sebelumnya, KMHDI Bali bersama PC KMHDI Se-Bali membuat forum yang bertempat di Pasraman Satyam Eva Jayate dalam rangka menentukan tanggal keputusan lokasabha KMHDI Bali. Dalam forum ini, terjadi beberapa perbedaan pendapat antara PC-PC dan PD. Empat PC telah mengusulkan bahkan konkret menyepakati lokasabha tepat di bulan Desember, sedangkan 2 PC dan ditambah PD ingin mundur setelah Mahasabha.
Adapun alasan dari PD meminta lokasabha mundur adalah karena adanya program kerja yang belum terlaksana serta realisasi anggaran. Namun alasan ini tidak diterima oleh empat PC yakni Denpasar, Badung, Tabanan, dan Karangasem. Mereka beranggapan bahwa program yang belum terlaksana sebenarnya bisa dilaksanakan sebelum terlaksananya lokasabha tersebut.
Selain itu, ada juga alasan dari PD KMHDI Bali bahwa mundurnya lokasabha adalah agar bisa membantu mengakomodasi PC-PC se-Bali untuk keberangkatan Mahasabha, namun alasan ini juga ditolak oleh Ketua PC Badung sebab dalam waktu sebelum-sebelumnya tidak ada inisiatif PD untuk membiayai atau mengakomodasi kegiatan nasional seperti Rakornas, Rakernas, bahkan TOT Jabanusra-Istimewa yang saat itu bertuan rumah di NTT.
Perbedaan pendapat ini membuat forum semakin panas, dan forum mengusulkan untuk adanya lobying antara ketua-ketua. Dan saat itu, Ketua PD KMHDI Bali siap mengajak diskusi satu-satu masing masing ketua-ketua PC. Hal ini juga mendapatkan tepisan dari salah satu pengurus KMHDI Karangasem, sebab di forum ini ketua ketua sendiri sudah berkumpul. Menurutnya tidak perlu ada lobying berhari-hari. Cukup pending forum untuk lobying tertutup saat itu juga.
Awalnya hal ini rencana disetujui, namun apesnya salah satu anggota Biro Kaderisasi datang dan mengajak adu fisik ketua-ketua. Hingga karena hal itu, forum diskusi diselesaikan tanpa ada keputusan
