![]()
Karangasem, kmhdi.org – Organisasi adalah suatu ladang bagi kita untuk berproses dan mencari ilmu sejauh mana kita mampu menyerapnya. Suatu hal yang mustahil ketika seseorang yang aktif dalam berorganisasi mengatakan tidak ada manfaat yang diterima. Semua hal itu tanpa disadari sudah kita rasakan kebermanfaatannya secara tidak langsung.
Banyak hal yang membuat seseorang meninggalkan suatu organisasi. Entah tentang manajemen waktu, pekerjaan, hingga rasa lelah dan jengkel karena sikap personal. Bahkan ada rasa dalam diri bahwa KMHDI tidak berdampak bagi dirinya sendiri. Apa yang diinginkan di KMHDI, apakah sudah sejalan dengan proses yang sedang kau jalani saat ini?
Coba kita renungkan bersama. Eksistensi menjadi harga yang tidak memiliki nilai tawar saat ini. Bagaimana tidak? Pernahkah kalian melihat di sekeliling dan bertanya pada diri sendiri: untuk apa eksistensi jika tak sesuai dengan makna dalam berorganisasi?
Lelah tentu semua orang merasakannya dalam kadar yang berbeda. Namun banyak sekali keluhan yang seharusnya mendorong kita untuk merefleksi diri. Kegiatan yang semestinya menjadi titik temu dan mempererat solidaritas justru berubah menjadi ajang penguat eksistensi di masing-masing daerah.
Sampai kapan KMHDI Bali akan begini? Sampai semuanya hilang karena kecewa? Satu badan dengan dua kaki dan dua tangan tak akan mampu menggenggam dua tempat sekaligus. Satu kegiatan mengandung nilai informasi yang baik, sementara kegiatan lainnya menuntut tanggung jawab dalam kepengurusan.
Dalam hal ini, komunikasi yang baik menjadi kunci agar hal serupa tidak terus berulang. Sikap saling menghargai akan menciptakan solidaritas dan kebersamaan bagi KMHDI Bali — bukan sekadar keberhasilan eksistensi personal dalam tanggung jawab masing-masing. Sebuah refleksi dari bawah terik matahari menyusuri jalanan Denpasar–Karangasem.
Satyam Eva Jayate ❤🔥
Jaya!
Penulis: Ni Komang Yuli Kusuma Dewi (Pengurus PC KMHDI Karangasem)
