SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Metro, kmhdi.org – Kurikulum adalah pedoman yang digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi. Sejak masa kemerdekaan, kurikulum di Indonesia telah mengalami banyak perubahan untuk menyesuaikan dengan kondisi sosial, ekonomi, dan perkembangan zaman. Tujuan dari perubahan kurikulum adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memastikan bahwa pendidikan yang diberikan tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Data:
• Sejak 1945 hingga 2020, Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan kurikulum, seperti Kurikulum 1947, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan – KTSP), dan yang terbaru adalah Kurikulum Merdeka yang mulai diterapkan pada 2022.
• Kurikulum Merdeka dirancang untuk memberikan kebebasan bagi siswa dan guru dalam merancang pembelajaran yang lebih fleksibel, memungkinkan pengembangan potensi masing-masing siswa.

Namun, perubahan kurikulum yang sering terjadi menimbulkan permasalahan yang cukup kompleks. Berbagai aspek, seperti tuntutan perkembangan zaman, perubahan kebijakan pemerintah, serta kebutuhan masyarakat dan peserta didik, mempengaruhi perubahan tersebut. Salah satu dampak dari perubahan yang sering ini adalah tantangan dalam persiapan guru dan siswa, serta evaluasi terhadap dampaknya terhadap kualitas pendidikan. Selain itu, perubahan yang terlalu cepat dapat menyebabkan masalah baru, seperti penurunan hasil belajar siswa yang tidak mampu beradaptasi dengan perubahan tersebut.

Data:
• Hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun 2020 menunjukkan bahwa 70% guru di Indonesia merasa kurang siap untuk menghadapi perubahan kurikulum yang cepat, yang berujung pada penurunan kualitas pengajaran.

Transisi kurikulum selalu membawa dampak positif dan negatif. Transisi yang dilakukan setiap era merupakan pengaruh dari perkembangan zaman, sehingga kurikulum yang berganti-ganti dapat disesuaikan dengan perubahan tersebut. Meskipun perubahan kurikulum selalu memerlukan penyesuaian, hal ini penting untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Kurikulum yang terakhir diterapkan adalah Kurikulum Merdeka, yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan siswa agar lebih kreatif, serta meningkatkan minat dan bakat mereka.

Mengapa Kurikulum Pendidikan Terus Berubah?
1. Kebutuhan dan Tuntutan Zaman:
Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting untuk menghadapi tantangan zaman. Agar pendidikan dapat mempersiapkan peserta didik untuk bersaing di dunia global, peraturan pendidikan harus terus disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman.
Data:
• Dalam Global Competitiveness Report 2020, Indonesia berada di peringkat 64 dari 141 negara dalam hal kualitas pendidikan, yang menunjukkan bahwa sistem pendidikan perlu terus berinovasi untuk bersaing di tingkat global.
2. Perubahan Kebijakan Pemerintah:
Pemerintah memiliki peran besar dalam mengubah kebijakan pendidikan, termasuk kurikulum. Kebijakan yang diambil, seperti perubahan kurikulum atau sistem evaluasi, mempengaruhi sistem pendidikan dan dapat memengaruhi kualitas pembelajaran.
Data:
• Kebijakan Kurikulum Merdeka bertujuan untuk mempermudah proses pembelajaran dengan mengurangi tekanan ujian dan memberi kebebasan lebih kepada sekolah dalam mengatur metode belajar.
• Kurikulum ini diharapkan dapat menurunkan angka tingkat stres siswa, yang menurut survei Kemendikbud tahun 2020 mencapai 60% siswa mengalami stres tinggi karena terlalu banyaknya ujian dan tekanan akademik.
3. Evaluasi dan Perbaikan Sistem Pendidikan:
Perubahan kurikulum juga dilakukan sebagai upaya evaluasi terhadap sistem pendidikan yang ada. Melalui evaluasi, kelemahan atau kekurangan dalam sistem pendidikan dapat teridentifikasi, dan perbaikan dapat dilakukan melalui kebijakan pendidikan yang baru.
Data:
• PISA 2018 menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat 74 dari 79 negara dalam hal kemampuan literasi, matematika, dan sains, yang menjadi salah satu alasan mengapa perlu ada perubahan dalam sistem kurikulum untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Dampak Perubahan Kurikulum Pendidikan

Perubahan kurikulum dapat berdampak pada hasil belajar siswa, baik secara positif maupun negatif. Perubahan yang cepat dan tidak terencana dapat menyebabkan penurunan hasil belajar, terutama jika siswa tidak mampu beradaptasi dengan kurikulum yang baru.

Dampak Positif:
• Meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menyelaraskan materi dengan perkembangan zaman.
• Mengembangkan kreativitas dan kemampuan siswa sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Data:
• Kurikulum Merdeka yang mengutamakan proyek dan pembelajaran berbasis kompetensi telah terbukti meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Survei Kemendikbud 2022 menunjukkan bahwa 85% siswa merasa lebih bersemangat dalam belajar dengan sistem yang lebih fleksibel ini.

Dampak Negatif:
• Siswa kesulitan beradaptasi dengan kurikulum baru, yang dapat menurunkan hasil belajar.
• Guru kurang siap dalam mengimplementasikan perubahan kurikulum, yang dapat menyebabkan ketidakefektifan pembelajaran.

Data:
• Survei Lembaga Penelitian Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) pada tahun 2021 menemukan bahwa 45% guru melaporkan kesulitan dalam mengimplementasikan kurikulum yang baru karena kurangnya pelatihan dan sumber daya yang memadai.

Solusi untuk Menghadapi Perubahan Kurikulum yang Terus Berganti

Untuk memastikan perubahan kurikulum berjalan efektif dan tidak membingungkan peserta didik, berikut adalah beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan:
1. Uji Coba Kurikulum Secara Menyeluruh:
Sebelum diterapkan secara nasional, perubahan kurikulum harus diuji coba terlebih dahulu di beberapa sekolah untuk mengevaluasi efektivitasnya.
2. Pelatihan Guru yang Intensif dan Berkelanjutan:
Pemerintah harus memastikan bahwa semua guru menerima pelatihan yang cukup tentang kurikulum baru dan cara pengajarannya. Pelatihan ini harus berlangsung secara berkelanjutan agar guru terus memperbarui pengetahuannya.
Data:
• Kemendikbud telah mengalokasikan lebih dari Rp 1 triliun untuk pelatihan guru dalam implementasi Kurikulum Merdeka pada tahun 2022.
3. Peningkatan Sarana dan Prasarana Pendidikan:
Kurikulum baru harus didukung oleh fasilitas yang memadai, seperti buku ajar, teknologi pendidikan, dan ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran.
Data:
• Survey World Bank 2020 menunjukkan bahwa 50% sekolah di Indonesia masih kekurangan akses terhadap teknologi dan fasilitas pembelajaran yang memadai, yang menjadi kendala utama dalam penerapan kurikulum yang efektif.

Dengan langkah-langkah yang tepat, perubahan kurikulum dapat memberi dampak positif, meningkatkan kualitas pendidikan, dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Penulis : Gede Widiyana (Ketua PC KMHDI Metro)

Share:

administrator