Tabanan, kmhdi.org – Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI) mendorong seluruh peserta lulusan Training of Trainer (TOT) KMHDI untuk adaptif terhadap perkembangan zaman dan mengambil peran aktif dalam mengawal proses kaderisasi di masing-masing daerah. Penegasan ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal PP KMHDI, Teddy Chrisprimanata Putra, dalam pembukaan kegiatan TOT KMHDI Regional Jabanusra Istimewa di Gedung Maria, Kota Tabanan pada Jumat (10/07).
“Saya mendorong peserta untuk mengelaborasi pengetahuan dan pengalaman sebelumnya dengan materi yang diberikan dalam TOT. Harapannya, pulang ke wilayah masing-masing mampu menjadi motor penggerak kaderisasi yang berkelanjutan,” ujar Teddy.
Teddy juga menekankan pentingnya menjaga semangat inklusivitas dalam tubuh organisasi. KMHDI, menurutnya, tidak boleh menjadi entitas yang eksklusif terhadap jejaring maupun pengetahuan, melainkan harus terbuka dan bersinergi dengan berbagai bentuk keilmuan untuk memperkaya proses pengkaderan. “Kita harus membuka ruang dialog dengan berbagai perspektif dari kader, ini penting agar kaderisasi kita tetap hidup dan relevan,” tambahnya.
Menjelang usia ke-32 tahun, KMHDI juga dituntut untuk bersikap adaptif dan memperluas sinergi, termasuk dengan pemerintah daerah, lembaga pendidikan, hingga komunitas adat. “KMHDI harus terus membangun kolaborasi dengan pemerintah, akademisi, tokoh adat, dan seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadi bagian penting dari arah kaderisasi ke depan, agar kader KMHDI tidak hanya kuat secara ideologis, tetapi juga siap bersinergi dalam kerja-kerja strategis di tengah masyarakat,” tutupnya.
Pelaksanaan TOT KMHDI ini diharapkan menjadi titik tolak lahirnya trainer-trainer visioner yang mampu merumuskan arah kaderisasi secara kontekstual, menjawab kebutuhan, dan tantangan organisasi KMHDI ke depan.
