Jakarta, kmhdi.org – Di sebuah organisasi yang konon katanya sedang menuju arah perubahan, terjadi hal yang cukup lucu namun menyedihkan. Seorang kader (anonim) membuat tulisan, isinya sangat sederhana yaitu menyuarakan kejengahan. Jengah terhadap ketentuan yang aneh. Jengah terhadap kepemimpinan yang aneh di tulisan itu memang menyebut beberapa nama. Tapi bukan itu intinya. Nama-nama itu hanya latar. Simbol dari pola-pola lama yang tak kunjung berubah. Tapi sayangnya, yang jadi bahan diskusi adalah nama-namanya, bukan maknanya dankeresahannya.
Belum selesai urusan itu, muncul lagi satu pamflet acara. Isinya menarik yaitu membahas topik penting, membuka ruang diskusi, dan mengundang kontribusi pikiran. Tapi yang jadi bahan obrolan yaitu “Kenapa fotonya pakai yang itu?” “Tidak ada sopan santun dan etika dengan menggunakan foto ini”. Jika dilihat acara itu bukan tentang siapa yang ada di pamflet. Tapi tentang apa yang ingin disuarakan, keberanian untuk bicara, dan semangat untuk berubah, disayangkan yang dilihat hanya visual. Tampaknya, organisasi ini sedang punya masalah besar lebih sibuk membahas cover daripada membuka halaman. Lebih senang menilai tampilan, daripada memahami tujuan.
Ingat tulisan ini fiktif. Pamflet itu pun mungkin hanya kebetulan. Tapi kalau kamu merasa tersindir ya mungkin karena kamu hanya fokus pada apa yang terlihat, bukan pada apa yang sedang diperjuangkan.
