Karangasem, kmhdi.org – PC KMHDI Karangasem melaksanakan persembahyangan bersama yang bertepatan dengan rahina purnama di Pura Jagatnata Karangasem. Kegiatan ini merupakan implementasi salah satu jati diri kmhdi yakni religius. Kegiatan ini diawali dengan mempersiapkan segala sarana dan prasarana yang diperlukan dan berangkat bersama dari sekretariat KMHDI Karangasem. Walaupun hanya diikuti beberapa orang namun tidak mengurangi esensi pelaksanaan karena pada hari suci ini banyak teman-teman kader yang melaksanakan persembahyangan di merajan masing-masing (23/05).
Pura Jagatnata ada di setiap Kabupaten yang menjadi Pura “penyungsungan jagat” dan dibangun dengan pertimbangan mula-mula agar “kaum pendatang” yang tidak “mekrama desa di kota itu mempunyai tempat bersembahyang.Hal ini disebabkan Karena Pura-pura Kahyangan Tiga yang sudah ada sebelumnya (dari zaman Mpu Kuturan) adalah bagi penduduk desa pakraman yang bersangkutan. Pura Jagatnatha pertama dibangun di Denpasar sekitar tahun 1970-an yang diusul oleh Kabupaten lainnya, bahkan oleh beberapa Kecamatan tertentu yang memerlukan.
Pura Jagatnatha Kabupaten Karangasem, tepatnya terletak di sebelah Barat lapangan Candra Buana yang dikategorikan sebagai Pura Kahyangan dan menjadi altar bagi dewa-dewa Hindu. Pura ini diharapkan dapat berfungsi sebagai tempat persembahyangan umum dan untuk mewujudkan rasa bakti umat Hindu ke hadapan Sang Hyang Widhi. Seirama dengan hal itu maka disetiap Kabupaten di Bali merespon dan mengapresiasi positif langkah yang telah diambil dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat dengan mewujudkan peningkatan Sraddha dan bhakti, melalui pembangunan pura Jagatnatha.
Melalui kegiatan persembahyangan bersama ini makna dari religius dan humanis dapat tercapai. Ke depannya kegiatan ini dapat konsisten dilaksanakan karena merupakan hal yang positif untuk diketuktularkan.
Kegiatan berlangsung dengan menyenangkan dan selesai sembahyang dilanjutkan dengan ngelungsur dan kembali ke Sekretariat PC KMHDI Karangasem. Teman-teman kader saling bercengkrama untuk menjalin rasa kekeluargaan sembari menikmati lungsuran (banten yang telah dihaturkan di pura).
