SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org Meninjau Hasil Konfrendiknas III Khususnya Pedoman Training of Trainer (TOT) merupakan sandaran untuk menciptakan kader yang berkulitas dengan kemampuan serta skill di ruang-ruang diskursus baik di internal KMHDI atau juga di ruang lingkup public sekalipun. Di mana hal ini yang bertumpu pada pelatihan dan pengetahuan untuk menciptakan kader dengan prinsip yang baik dan berkualitas sesuai dan beririgan dengan cita-cita KMHDI itu sendiri “Menciptakan Kader/Mahasiswa Hindu yang berkualitan secara Religius, Humanis, Nasionalis, dan Progresif”.

Menjadi individu yang mempunyai skill dan kemampuan dalam bidang literasi merupakan bagian dari output jati diri KMHDI itu sendiri, khususnya berani dalam tampil dalam ruang-ruang diskusi dari skala kecil seperti ikut serta dalam membicarakan isu-isu internal sampai skala besar yang bersifat eksternal yang membicarakan isu/aksi tentang dinamika yang terjadi di daerahnya.

Pedoman Yang Menjadi Dasar

TOT merupakan ruang yang memberikan pelatihan dalam berbicara di ruang-ruang publik, pelatihan tentang skill berbicara, apa yang dibicarakan, bagaimana mengkontuksikan apa yang ingin kita bicarakan kemudian bagaimana kita menyampaikannya.

Hal ini termuat dalam materi TOT dari BaB III yaitu Pendidikin Partisifatif yang bisa kita artikan cara/tutor dalam ikut serta memancing lawan bicara atau juga menentukan kapan kita harus berbicara. Memiliki dua sisi pandangan yang di mana kita sebagai pembicara utama juga sebagai lawan/peserta dalam forum tersebut.

Kemudian pada tahap Public Speaking, di sini yang menjadi dasar kita untuk berbicara yang baik dan tepat, juga bagaimana kita mengatasi kendala sewaktu kita berbicara, segala teknik yang tercantum dari materi ini perlu kita kenal dan kenalkan ke semua kader yang ada.

Dalam proses pembahasan suatu hal misalnya juga kadangkala akan menciptakan suasana yang berubah-ubah, kadang kala ketika susana sudah tidak kondusif, membosankan perlu adanya penetrasi terhadap susana yang terjadi dengan melakukan pemecahan suasana yang disebut dengan istilah Ice Breaking.

Hal ini merupakan teknik-teknik dasar dalam komunikasi khususnya pada ruang diskursus baik di skala internal mau pun eksternal, baik dalam ruang formal atau juga informal. Sehingga hal ini perlu kita pelajari bersama tidak melulu menunggu kapan hari di mana TOT itu berlangsung untuk mendapatkan pembelajaran ini.

.

Dari Pilihan Membuat Keliru

Pada dasarnya materi TOT merupakan Sistem Kaderisasi Pilihan, dari sini membuat ruang yang cukup menjebak pemikiran kita yang di mana kata pilihan membuat kita khususnya pelaku kaderisasi lebih memprioritaskan pembelajaran atau pelatihan tentang sistem kaderisasi yang lain misalnya pada sistem kaderisasi yang wajib dan pokok.

Seringkali kita sebagai pelaku kaderisasi lebih memprioritaskan pada kegiatan lain seperti kegiatan penerimaan anggota baru (MPAB) dan kegiatan pokok lainnya, tanpa menyadari kita juga ditugaskan untuk melatih kaderi itu sendiri berkembang secara pemikiran dan skill individu khususnya dalam ikut serta berani dalam menyampaikan suatu hal ide/gagasannya.

Dengan memahami pedoman TOT ini yang diposisikan pada sistem pilihan tentu hal ini bukan berarti hanya sesaat saja kita bicarakan terlebih pada even regional. Tetapi harus kita lakukan secara massif dalam ruang informal guna melengkapi apa yang kita terapkan terhadap anggota/kader sekalipun dalam menumbuh kembangkan kemampuan individu, tentu pada dasar nya dengan melakukan hal ini apa yang menjadi tujuan bergabungnya mahasiswa/I ke KMHDI menjadi kepuasan tersendiri dan harapannya apa yang menjadi tujan mereka berorganisasi terlayani dan tercapai.

.

Strategi Sementara

Pada dasarnya kenapa saya dan anda ber-KMHDI semata-mata menemukan skill baru dan menambah relasi serta menemukan pengalaman baru, secara generalis kita andaikan seperti ini. Karena bisa kita tanyakan alasan saya mencari wadah yang namanya organisasi adalah ketika terciptanya kekosongan pada diri individu, entah ruang pengetahuan, pengalaman, bahkan juga kekosongan skill dan kemampuan secara umum yang tidak kita temukan di kampus.

Dengan melihat kondisi lain yang menimpa diri mahasiswa yaitu tidak minatnya dalam berorganisasi adalah tidak adanya pelayanan yang diterima melihat kekosongan diri individu tadi sehingga sama saja di ruang kampus atau organisasi ekstra kampus juga tidak didapatkan. Hal ini yang mengakibatkan turunnya kuantitas di tiap cabang/daerah KMHDI, memunculkan pikiran baru misal wacananya “Dapat Apa Saya di KMHDI” dan “KMHDI Bisa Memberikan Hal Apa Terhadap Saya”

Tantangan ini yang dihadapi oleh KMHDI di seluruh Indonesia, sehingga kita mengekstrak metode-metode baru yang sekiranya relevan dan pastinya menjadi kebutuhan setiap individu sebelum menadah kebutuhan-kebutuhan yang bersifat materialistis dan konsumtif lainnya.

Melaui pelaku Kaderisasi di tiap tingkatan baik Departemen/Biro/Bidang Kaderisasi wajib mencoba langkah ini guna memuaskan dan pelayanan yang dicari oleh setiap mahasiswa/I yang ingin berproses di KMHDI.

“Saya akan mengajarkanmu, caranya berani bicara dari apa yang ingin dibicarakan dan bagaimana cara membicarakannya”

Ini merupakan strategi sementara yang bisa kita berikan terhadapa anggota/kader KMHDI sembari mereka memahami mereka harus mencari dan melengkapi kekosongan apa yang ada di diri individu tersebut.

Proses ini akan memberikan ruang bagi kita utuk menemukan metode-metode lainnya yang menjadi kebutuhan dan melengkapi apa yang sebenarnya kita cari di KMHDI. Terlebih mengenal apa esensi dari berorganisasi?

.

Penulis : Pitriyou (Kader PC KMHDI Denpasar)

.

Share:

administrator