![]()
Lombok Barat, kmhdi.org — Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) NTB kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun kesadaran pendidikan dan kaderisasi sejak dini melalui program Goes to School yang kali ini menyasar SMA Negeri 1 Lingsar (08/08).
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan KMHDI sebagai wadah perjuangan mahasiswa Hindu serta memberikan edukasi terkait pentingnya melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Dalam suasana interaktif dan penuh semangat, para siswa diajak berdiskusi soal realita dunia kampus, tantangan pendidikan tinggi, dan urgensi berorganisasi sebagai bagian dari pembentukan karakter dan kepemimpinan generasi muda Hindu.
Mengawali kegiatan, Sekretaris Daerah PD KMHDI NTB, Ida Bagus Dirga Wira Adyana, S.I.Kom, memaparkan bahwa KMHDI didirikan pada 3 September 1993 sebagai respons atas belum adanya wadah mahasiswa Hindu berskala nasional. Kini, KMHDI hadir di 22 provinsi dengan kekuatan organisasi yang mencakup 13 Pimpinan Daerah (PD), 36 Pimpinan Cabang (PC), 1 Badan Pimpinan Daerah (BPD), 5 Badan Pimpinan Cabang (BPC), dan puluhan komisariat kampus di seluruh Indonesia.
Di NTB, PD KMHDI NTB lahir pada 7 Juni 1998 melalui Lokasabha I di STAH Mataram yang diikuti 9 perguruan tinggi. Satu tahun kemudian, pada 13 Juni 1999, terbentuk PC KMHDI Mataram di Taman Mayura melalui Sabha I yang dihadiri 6 perguruan tinggi. Saat ini, struktur KMHDI NTB terdiri dari 1 PC (Mataram), 1 BPC (Lombok Tengah), serta 4 komisariat kampus: IAHN Gde Pudja Mataram dan Universitas Mataram di bawah PC Mataram, serta Universitas Teknologi Sumbawa dan Poltekpar Lombok di bawah PD NTB.
“Visi KMHDI adalah melahirkan kader pemimpin umat dan bangsa yang berlandaskan dharma, dengan misi membina kader secara berkelanjutan, memperjuangkan isu pendidikan dan kemahasiswaan, serta mengabdi nyata untuk masyarakat. Berorganisasi sejak mahasiswa adalah bekal penting untuk membangun kepemimpinan, keberanian bersuara, dan kepekaan sosial,” tegasnya.
Selanjutnya, Ketua PD KMHDI NTB, I Gusti Putu Subawa Putra, S.E, menegaskan bahwa pentingnya organisasi bukan sekadar sebagai pelengkap masa studi, tetapi sebagai ruang pembelajaran nyata yang tidak diajarkan di bangku kelas. “KMHDI lahir dari keresahan akan kurangnya ruang aspirasi dan pembentukan karakter kritis di kalangan mahasiswa Hindu. Maka dari itu, sejak dini kita perlu memperkenalkan organisasi ini kepada adik-adik SMA agar mereka paham bahwa kuliah bukan sekadar mengejar ijazah, tetapi juga membangun mentalitas pemimpin dan agen perubahan,” ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa keputusan untuk melanjutkan pendidikan tinggi adalah langkah strategis dalam memutus rantai ketimpangan dan meningkatkan kualitas hidup. “Kuliah itu bukan hanya mimpi anak kota atau mereka yang mampu secara ekonomi. Semua bisa kuliah jika ada kesadaran, motivasi, dan dukungan lingkungan. Dan KMHDI hadir untuk memperjuangkan itu bersama,” tambahnya.
Program Goes to School ini tidak hanya sebatas kunjungan formal, tetapi menjadi ruang refleksi bersama untuk membongkar stigma yang sering melekat pada pendidikan tinggi dan organisasi mahasiswa. Banyak siswa yang awalnya ragu-ragu, akhirnya menunjukkan antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi terhadap dunia kampus dan peran organisasi seperti KMHDI.
Melalui kegiatan ini, PD KMHDI NTB berharap dapat menanamkan nilai-nilai kritis, semangat belajar, dan keberanian bermimpi besar sejak masa SMA. Pendidikan dan organisasi bukan dua hal yang harus dipertentangkan, melainkan harus berjalan beriringan dalam menyiapkan generasi muda Hindu yang kritis, cerdas, tangguh, dan berdaya saing.
