Hari raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu dalam rangka memperingati tahun baru Saka. Nyepi berasal dari kata sepi (sunyi, senyap). Nyepi merupakan hari yang unik, karena biasanya masyarakat merayakan tahun baru misalnya tahun baru Masehi dengan bergembira, makan dan minum enak, pesta kembang api dan petasan, dan penuh dengan kemeriahan. Tapi perayaan tahun baru Saka penuh dengan keheningan, kesunyian, sepi, dan gelap.
Pada hari Nyepi umat Hindu melaksanakan tapa, samadhi dan introspeksi diri yang bertujuan untuk kontemplasi diri sendiri terhadap apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan dilakukan di masa lalu. Sehingga dapat hidup lebih baik ditahun Saka yang baru. Dalam pelaksanaan Nyepi ada empat aturan yang mesti dilakukan agar dapat melalukan introspeksi diri dengan baik yang disebut dengan “Catur Berata Penyepian” :
1. Amati Gni artinya tidak menyalakan api.
2. Amati Karya artinya tidak bekerja.
3. Amati Lelungaan artinya tidak berpergian, dan
4. Amati Lelanguan artinya tidak berpesta atau menikmati hiburan.
Dengan catur berata penyepian pengendalian panca indra dapat dilakukan seperti : pengendalian pikiran, perkataan, dan perbuatan. Sehingga setelah melaksanakan Nyepi kita dapat memulai aktivitas dengan penuh kesetiaan, penuh kejujuran dan dapat meningkatkan kualitas keagamaan itu sendiri.
Pelaksanaan hari raya Nyepi tidak saja hanya pengacu pada terlaksananya upacara atau ritual yang dilakukan seperti Melasti dan Tawur Kesanga. Tapi yang terpenting dalam pelaksanaan hari Nyepi adalah terwujudnya ajaran Tri Hita Karana guna meningkatkan keharmonisan hidup. Adapun bagian dari Tri Hita Karana yaitu:
1. Pariangan, hubungan yang harmonis antara manusia dengan Sang Hyang Widhi Wasa,
2. Pawongan, hubungan yang harmonis antara manusia dengan manusia, dan
3. Palemahan, hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam semesta.
Untuk terwujudnya ketiga hubungan yang harmonis itu maka yang menjadi pelakunya adalah manusia. Sehingga yang menjadi titik berat pelaksanaan Nyepi bukan pada upacara atau ritualnya saja tapi juga pada perilaku manusia itu sendiri. Maksudnya, seseorang yang menganggap dirinya berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa maka dia juga punya kewajiban untuk menyayangi seluruh ciptaan Nya termasuk manusia dan alam semesta. Jadi titik berat kehidupan itu ada pada kasih sayang atau cinta kasih.
Cinta kasih akan menciptakan hubungan yang harmonis kepada siapapun termasuk kepada orang yang penah dibenci. Cinta kasih akan membuat manusia saling asih dan saling asuh sehingga segala tantangan hidup dan permasalahan global dizaman sekarang pasti akan dapat terselesaikan dengan cara seksama. Baik itu masalah dalam bidang sosial, ekonomi maupun politik seperti apa yang terjadi di Indonesia.
Tentu saja cinta kasih telah diajarkan oleh semua agama termasuk agama Hindu. Tinggal bagaimana mengimplementasikan ajaran itu. Dalam kehidupan mengimplementasikan cinta kasih memang tak semudah membalik telapak tangan, apalagi dizaman kali yuga seperti sekarang ini dengan kehidupan sosial yang begitu keras. Tapi dengan introspeksi diri yang dilakukan pada hari Nyepi keyakinan akan pengamalan ajarana ahimsa (tanpa kekerasan) dan tat twam asi pasti akan dapat dilakukan.
Cinta kasih juga akan menumbuhkan rasa kebersamaan meskipun dengan penduduk Indonesia yang multikultural dengan budaya yang berbeda – beda. Sebab tanpa kebersamaan maka kesejahteraan itu tidak akan terwujud, yang terwujud hanyalah peperangan, kerusuhan, dan keributan seperti apa yang terjadi di Lampung, Sumbawa, dan daerah lainnya. Sejarah dunia telah membuktikan bahwa perjuangan dalam bentuk apapun hanya akan berhasil jika dilakukan dengan kesadaran kebersamaan yang kuat. Demikian pula yang patut dilakukan oleh umat Hindu dewasa ini, jalinan kebersamaan hendaknya makin diperkuat dan dijaga dalam bingkai cinta kasih agar dapat meningkatkan kemajuan umat Hindu.
Biodata Penulis
Nama : Putu Nopa Gunawan
Tempat/Tgl Lahir : Cendana Putih, 11 November 1992
Jenis Kelamin : Laki – laki
Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan VII No. 59 Makassar
No Anggota : 21010002
Alamat Kepengurusan: Pimpinan Daerah KMHDI Sulawesi Selatan
Lantai 2 Gedung Vyata Satya Kharma, Komplek Pura Giri Natha. Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 12 Kota Makassar
Nomor KTP/KTM : 7322101111920002 / D41110009
Kampus : Jurusan Teknik Elektro, Universitas Hasanuddin
Jalan Perintis Kemerdekaan KM. 10 Tamalanrea – Makassar
Nomor Hp : 085 399 693 332
Email : putunopagunawan@gmail.com
sumber gambar: