Karangasem, kmhdi.org – Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Karangasem terus berkontribusi dalam dunia pendidikan melalui program KMHDI Mengajar di dua desa binaan, yakni Desa Pladung dan Desa Temega. Kali ini, kegiatan dilaksanakan di Desa Temega dan bertepatan pada Minggu (16/03). Program ini secara rutin mengajarkan mejejaitan sebagai materi wajib bagi anak didik.
Mejejaitan dipilih sebagai materi wajib karena keterampilan ini mulai jarang dikuasai oleh anak-anak dan remaja. Banyak yang berpikir bahwa lebih mudah membeli daripada membuat sendiri, padahal mejejaitan memiliki nilai budaya yang sangat penting. Sebagai wanita Bali, kemampuan ini perlu dijaga agar warisan budaya Hindu Bali tetap lestari.
Dalam pertemuan kali ini, peserta diajarkan cara membuat canang cemper, yakni wadah persembahan umat Hindu Bali yang berbentuk segi empat. Bentuk ini melambangkan angga sarira atau badan manusia yang terdiri dari Panca Maha Bhuta, Panca Tan Mantra, Panca Buddhindriya, dan Panca Karmendriya.
“Kami tidak hanya memberikan materi, tetapi juga mengajak anak binaan untuk langsung mempraktikkan cara membuat canang cemper, mulai dari menoes hingga menjahitnya. Setiap pertemuan, kami mengajarkan dasar-dasar mejejaitan sedikit demi sedikit, dimulai dari membuat cempernya terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke tahap selanjutnya,” ujar salah satu pengajar dalam program ini.
Program ini mendapat sambutan positif dari masyarakat setempat. Para orang tua dan perangkat Desa Temega menyambut baik inisiatif ini, mengingat mejejaitan dapat menjadi solusi untuk menjaga warisan budaya Hindu Bali agar tidak punah.
Dengan adanya program ini, PC KMHDI Karangasem berharap dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam membangun generasi muda yang mampu menjaga dan melestarikan warisan budaya ini.
