SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Buleleng, kmhdi.org – Kegiatan Kelompok Diskusi Asyik Intelektual Hindu (KEDASIH) kembali digelar sebagai ruang dialog dan pertukaran gagasan yang dipelopori oleh Koordinator Penyuluh Agama Hindu Kecamatan Buleleng, I Kadek Satria, S.Ag., M.Pd.H. Forum ini menjadi wadah pemikiran kritis terhadap isu-isu strategis daerah dan terselenggara melalui kerja sama dengan organisasi kepemudaan Hindu, yakni PC KMHDI Buleleng, DPC Prajaniti, dan DPK Peradah. Kolaborasi ini menjadi bentuk kesadaran kolektif pemuda Hindu terhadap pentingnya keterlibatan mereka dalam isu-isu pembangunan daerah.

Pada edisi ketiga kali ini, KEDASIH mengangkat tema seputar penataan Titik Nol Kota Singaraja serta upaya pelestarian kawasan bersejarah yang menjadi identitas Kabupaten Buleleng. Diskusi ini menghadirkan jajaran pemerintah daerah, pemangku kebijakan, serta berbagai pihak terkait untuk membahas arah pembangunan Kota Singaraja ke depan.

Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna, S.H., mengapresiasi kegiatan diskusi yang dilakukan dan mendorong generasi muda Hindu untuk terus melakukan gerakan yang konstruktif dalam mendukung pembangunan di Kabupaten Buleleng.

“Sebagai generasi muda harus ikut berperan aktif untuk mengembangkan kemampuan, selain itu juga harus ikut serta menyukseskan program pemerintah yang mana dalam hal ini adalah penataan Titik Nol Kota Singaraja serta upaya pelestarian kawasan bersejarah agar ke depannya proses pembangunan di Kabupaten Buleleng dapat berjalan dengan lancar. Sebagai generasi muda Hindu harus peka terhadap hal-hal yang tengah menjadi isu hangat, salah satunya penataan Titik Nol Kota Singaraja ini,” ujar pria yang akrab disapa Supit.

Beliau juga menambahkan bahwa penataan kawasan tersebut merupakan bagian dari arah kebijakan Pemerintah Kabupaten Buleleng dalam menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah kolonial. Kabupaten Buleleng memiliki kekayaan bangunan bersejarah yang berbeda dengan daerah lain di Bali, sehingga diperlukan kebijakan penataan ruang yang tepat agar nilai sejarah tersebut tetap terjaga dan semakin dikenal masyarakat luas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Buleleng, Ir. I Putu Adiptha Ekaputra, S.T., M.M., I.P.U., menekankan pentingnya penataan infrastruktur di kawasan Tugu Singa Ambara Raja yang memiliki nilai sejarah panjang sebagai pusat aktivitas dan pintu gerbang ekonomi Buleleng pada masa lalu.

“Singaraja dikenal sebagai kota tua yang menyimpan berbagai bangunan bersejarah, seperti gardu-gardu peninggalan di Kampung Tinggi, kawasan Peguyangan, Kampung Bugis, jembatan lengkung di Ex Pelabuhan Buleleng, hingga Kantor Bupati Buleleng dengan arsitektur Belanda yang megah. Selain itu, Singaraja juga berkembang sebagai kota pendidikan dengan keberadaan mahasiswa dari berbagai daerah yang turut mendukung dinamika ekonomi dan sosial di Kabupaten Buleleng,” ujar Adiptha.

Melalui forum KEDASIH, penataan Kota Singaraja tidak hanya dibahas dari aspek sejarah, tetapi juga meliputi estetika kota, penanganan banjir, serta penyediaan ruang publik yang inklusif bagi masyarakat. Rencana penataan kawasan mencakup Palemahan Kangin, Palemahan Dauh, hingga area tengah Tugu Singa Ambara Raja, termasuk pengembangan ruang terbuka hijau (RTH) sebagai bagian dari tata kota berkelanjutan.

Dalam diskusi tersebut juga disampaikan bahwa pelaksanaan penataan dijadwalkan mulai Januari 2026 dan ditargetkan selesai pada Juli 2026. Beberapa rencana teknis yang dibahas antara lain pelebaran trotoar untuk mendukung aktivitas masyarakat serta penanaman kabel listrik dan jaringan provider di bawah tanah guna menciptakan tata kota yang lebih rapi dan estetis.

Kegiatan KEDASIH diharapkan menjadi wadah partisipatif yang mampu menghimpun masukan, memperkuat kolaborasi, serta menyelaraskan persepsi berbagai pihak dalam mewujudkan penataan Kota Singaraja yang berkarakter, bersejarah, dan berorientasi pada kenyamanan masyarakat.

Share:

administrator