SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Lampung, kmhdi.org – Aku sering mendengar orang berkata, “Mahasiswa Hindu di Lampung itu banyak, kok.” Kalimat itu sering diucapkan dengan nada yakin, seolah jumlah yang banyak itu cukup untuk menunjukkan kekuatan. Tapi, nyatanya… yang banyak belum tentu hadir. Yang hadir belum tentu peduli. Yang peduli belum tentu bertahan.

Aku menulis ini bukan sebagai orang yang kecewa, tapi sebagai seseorang yang pernah duduk sendirian di ruang rapat organisasi sambil menunggu “mereka yang katanya banyak” datang. Aku menulis ini dengan harapan, bukan dengan marah.

Di Lampung, jumlah mahasiswa Hindu tersebar di berbagai kampus. Nama-nama Bali mengisi absen di kelas-kelas. Tapi saat organisasi ke-Hinduan memanggil, suara mereka nyaris tak terdengar. Tidak sedikit yang bahkan bertanya, “Apa sih KMHDI itu?” padahal spanduknya pernah mereka lewati di pintu masuk kampus, mungkin juga pernah melihatnya sekilas di media sosial, lalu menggulir tanpa benar-benar peduli.

Yang menyedihkan bukan hanya karena jumlah yang hadir sedikit, tetapi juga karena banyak yang sudah pernah ikut MPAB (Masa Penerimaan Anggota Baru), lalu hilang tanpa kabar. Antusias di awal, mengisi formulir dengan penuh semangat, menyimak materi dengan saksama tapi kemudian menghilang di pertemuan berikutnya. Seolah-olah keikutsertaan mereka hanyalah formalitas. Seolah cukup pernah ikut, tanpa merasa perlu untuk berproses lebih jauh.

Mungkin bagi sebagian, organisasi dianggap tidak penting. Mungkin ada yang merasa cukup menjadi Hindu dengan bersembahyang di kos, ikut piodalan saat bisa, dan pulang kampung saat Galungan. Mungkin juga ada yang takut terlibat terlalu dalam, takut kehilangan waktu, takut dianggap terlalu “Bali”, terlalu “Hindu”, terlalu vokal.

Tapi tidakkah kita sadar bahwa diam juga bisa membahayakan? Bahwa jika kita terus memilih untuk tidak hadir, maka jangan heran jika suara kita diabaikan. Jika mahasiswa Hindu sendiri enggan menjaga eksistensinya lewat organisasi, lalu siapa?

KMHDI bukan tempat sempurna. Tapi ia adalah satu-satunya wadah nasional yang sejak puluhan tahun menyuarakan aspirasi umat Hindu muda di berbagai penjuru negeri. Ia hadir bukan untuk menyibukkanmu, tapi untuk menguatkanmu.

Menjadi bagian dari KMHDI bukan soal keren-kerenan mengenakan PDH atau jas KMHDI yang berwarna krim. Ini tentang kesadaran bahwa identitas kita butuh ruang, bahwa keberadaan kita harus dilihat dan diperhitungkan. Ini tentang belajar peduli, belajar bicara, dan belajar bertahan.

Jadi, untuk kalian yang selama ini hanya menyebut “kami banyak,” mari mulai hadir. Mari ubah jumlah menjadi kekuatan. Karena kehadiran kita di organisasi bukan sekadar formalitas, tapi bentuk tanggung jawab kita sebagai generasi muda Hindu yang tak ingin hanya menjadi penonton di tanah rantau.

Penulis : I Kadek Ria Febri Yana – Anggota Departemen Penelitian dan Pengembangan PP KMHDI

Share:

administrator