Denpasar, kmhdi.org – Negara Republik Indonesia telah merdeka dan saat ini sedang menuju usia ke 80 Tahun. Kemerdekaan ini menandakan bahwa Rakyat Indonesia telah bebas dari masa penjajahan dan masyarakat Indonesia juga berhak untuk hidup secara bebas berdasarkan pada Pancasila, UUD 1945 dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. Negara menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia dan menciptakan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai isi dari sila kelima Pancasila.
Kemerdekaan ini harapannya dirasakan oleh rakyat Indonesia, namun faktanya masyarakat di daerah pegunungan Pulau Buru yang mendiami daerah Danau Rana dan Waegeren yang hingga saat ini masih jauh dan bahkan belum merasakan kemerdekaan itu sendiri. Hal ini, dikarenakan beberapa permasalahan dasar masih dirasakan oleh masyarakat setempat, seperti Infrastruktur jalan atau Akses transportasi, Akses pendidikan dan minimnya akses kesehatan.
Penulisan ini menguraikan tiga permasalahan mendasar yang dirasakan oleh masyarakat setempat sebagai bagian dari Rakyat Indonesia. Uraian singkat ini memberikan gambaran bahwa keadilan dan kesejahteraan rakyat perlu ditingkatkan secara merata sehingga tidak lagi terjadi ketimpangan. Tentu ini sebagai komitmen negara untuk mensejahterakan rakyat sebagaimana diamanatkan oleh konstitusi.
- Infrastruktur Jalan
Infrastruktur jalan atau Akses Transportasi menuju Daerah Pegunungan Dataran Danau Rana dan Waegeren sampai saat ini masih menjadi permasalahan bagi masyarakat setempat. Bagaimana tidak? Jalan sebagai akses penghubung antara masyarakat menuju Kecamatan dan Kabupaten hingga saat ini tampaknya masih belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah Kabupaten Buru dan Pemerintah Daerah Provinsi Maluku. Janji politik pun seringkali diumbar kepada masyarakat untuk mendapatkan dukungan, namun realitanya tidak sesuai. Faktanya masyarakat masih merasa kesulitan karena jalan yang menjadi akses utama mereka tak kunjung diselesaikan.
Masyarakat yang mendiami Daerah Danau Rana menggunakan jalan milik Perusahaan Gema Hutani Lestari, dengan jalan dari perusahaan kayu ini membantu masyarakat setempat sebagai akses transportasi menuju Kecamatan dan Kabupaten untuk mencari kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jalan perusahaan ini selalu berubah fisik kala hujan turun, jalan mengalami kerusakan seperti longsor, jembatan putus hingga pohon tumbang yang selalu menghalangi aktivitas masyarakat untuk mencari kebutuhan mereka.
2. Kondisi Pendidikan
Kondisi pendidikan di Daerah Pegunungan Pulau Buru juga cukup memprihatinkan, karena keterbatasan akses jalan menjadi salah satu faktor penghambat bagi guru untuk mengajar di sekolah-sekolah yang terletak di daerah pegunungan tersebut. Selain itu, kondisi fisik dari bangunan juga mengalami kerusakan yang menyebabkan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah daerah Dataran Danau Rana dan Waegeren tidak begitu aktif bahkan sebagian tidak sama sekali sekolah dan hanya dibuat saat akhir semester. Kondisi ini memberikan dampak yang sangat negatif terhadap kualitas peserta didik mulai dari tidak bisa membaca, menulis dan berhitung bahkan ada yang memilih untuk berhenti sekolah karena merasa jenuh dengan kondisi tersebut.
Kondisi tersebut mendorong orang tua siswa untuk mencari alternatif agar anak-anaknya dapat melanjutkan pendidikannya, salah satunya dengan menyekolahkan anaknya di sekolah-sekolah yang terletak di Kecamatan dan Kabupaten. Solusi tentu bukan yang terbaik, karena jarak tempuh dari kampung halaman menuju Kecamatan dan Kabupaten cukup mengancam nyawa sehingga orang tua lebih memilih anaknya tidak melanjutkan pendidikannya dengan pertimbangan keselamatan.
3. Akses Kesehatan
Fasilitas dan akses kesehatan semestinya menjadi unsur terpenting dalam menjamin kesehatan dan keselamatan masyarakat setempat. Minimnya fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, apotek dan rumah sakit di Daerah Pegunungan Dataran Danau Rana dan Waegeren menjadi satu problem yang belum mendapat perhatian khusus dari pemerintah setempat. Kondisi memaksa masyarakat ketika hendak membutuhkan bantuan kesehatan mereka harus mencari obat-obatan secara herbal terlebih dahulu sebagai alternatif, kemudian mencari kendaraan (motor/mobil) untuk mencari akses kesehatan ke Kecamatan maupun Kabupaten dengan kondisi jalan yang tidak mendukung dan menantang.
Sayangnya masalah kesehatan ini tampaknya belum mampu menarik perhatian dari pemerintah untuk memperhatikan dan menyediakan fasilitas kesehatan bagi masyarakat di daerah pegunungan Danau Rana dan Waegeren. Kalaupun ada fasilitas kesehatan berupa puskesmas dan sejenisnya, terkadang hanya menjadi bangunan tua tanpa aktivitas, hal tersebut dikarenakan ketidaksediaan Sumber Daya Manusia yang mengelolanya, ada sebagian Desa seperti Desa Waegrahi yang terletak di bagian Danau Rana, telah memiliki fasilitas berupa puskesmas, namun aktivitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat belum begitu maksimal dikarenakan minimnya SDM yang bersedia untuk mengabdi dengan tulus ikhlas apalagi jarak tempuh yang cukup jauh dan menantang sehingga membuat pegawai yang bertugas di puskesmas tersebut berpikir berulang kali dan biasanya hanya bertahan dalam waktu yang singkat kemudian kembali ke Kecamatan atau Desa masing-masing yang berlokasi di pesisir pantai.
Dengan demikian, maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemerintah Kabupaten semestinya memperhatikan infrastruktur jalan di Dataran Danau Rana dan Waegeren sehingga mempermudah akses transportasi masyarakat di dua daerah tersebut. Selanjutnya, Dinas pendidikan seharusnya mengevaluasi pelaksanaan dan keaktifan lembaga pendidikan (sekolah-sekolah) yang ada di daerah pegunungan dengan begitu pemerintah juga melihat secara langsung kondisi pendidikan setempat dengan menyediakan fasilitas dan SDM (Guru) untuk mengabdi di sekolah tersebut. Disisi lain, pemerintah mestinya memperhatikan fasilitas kesehatan baik Puskesmas, Klinik, Apotek dan Rumah Sakit dan Sumber Daya Manusia yang membidangi bidang kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan dan pertolongan medis kepada masyarakat yang sakit dan harus membutuhkan penanganan secara medis. Setelah ketiga persoalan diatas dapat diatasi dan diselesaikan maka keadilan sosial dan kemerdekaan Indonesia bisa dirasakan oleh masyarakat di daerah pegunungan Dataran Danau Rana dan Waegeren.
Penulis: Wakil Sekretaris PC KMHDI Denpasar, Ongen lehalima, S.Pd.,