SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Buleleng, kmhdi.org – Dalam kehidupan yang terus berkembang seperti saat ini, manusia sering kali terjebak dalam rutinitas yang mementingkan kepentingan pribadi. Di tengah-tengah tuntunan hidup yang semakin kompleks, nilai nilai sosial seperti empati dan berbagi sering kali terpinggirkan. Padahal nyatanya kemampuan untuk berbagi dengen sesame bukan hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga salah satu jalan untuk menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat. Karena hal tersebut dharma dana hadir sebagai pengingat bahwa berbagi adalah tindakan mulia yang seharusnya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Dalam ajaran hindu, konsep dharma memiliki makna yang sangat luas, mencakup kewajiban, moralitas, dan harmoni dalam kehidupan. Salah satu manifestasi nyata dari dharma yaitu dharma dana. Dharma dana berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti pemberian atau sumbangan yang dilakukan dengan niat tulus untuk kebaikan bersama. Dharma dana bukan sekedar praktik berbagi tetapi juga sebuah tindakan sptitual yang berakar pada prinsip Tri Hita Karana yaitu menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama manusia dan lingkungan atau alam semesta. Melalui konsep ini manusia diajak untuk memahami bahwa keberadaan mereka tidak terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sebagai makhuk sosial, manusia membutuhkan kerjasama, saling membantu dan berbagi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.

Keharmonisan sosial adalah kondisi dimana masyarakat hidup berdampingan secara damai, saling mendukung, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam agama hindu keharmonisan sosial dapat tercapai ketika setiap individu menjalankan dharma nya dengan penuh tanggung jawab. Melalui praktik dharma dana individu dapat menunjukkan kepedulian terhadap orang lain, terutama orang yang membutuhkan. Contoh nyata dari implementasi dharma dana yaitu bantuan untuk korban bencana alam seperti banjir, gempa bumi atau kebakaran. Seperti halnya diBali contoh nyatanya itu seperti tradisi gotong royong untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana mencerminkan semangat dharma dana. Bantuan tersebut tidak hanya meringankan beban korban tetapi juga mempererat hubungan sosial di tengah masyarakat luas. Selain itu, dharma dana juga dapat membantu mengurangi kesenjangan sosial. Ketika orang-orang yang berkecukupan berbagi dengan orang yang kekurangan maka ketimpangan dalam masyarakat dapat diminimalkan. Hal ini sejalan dengan ajaran hindu yang menekankan pentingnya keseimbangan dan keadilan sosial. Dengan berbagi masyarakat tidak hanya menjadi harmonis tetapi juga menumbuhkan rasa keadilan.

Prinsip utama dari dharma dana adalah memberikan sesuatu dari hati yang tulus tanpa mengharapkan imbalan. Dalam Bhagavad Gita, Lord Khrisna mengajarkan bahwa tindakan yang dilakukan tanpa pamrih adalah bentuk pengabdian tertinggi. Dalam tradisi Hindu praktik ini mencerminkan karma yoga. Dengan berbagi, selain membantu orang lain tentu kita juga merasakan kebahagiaan yang mendalam dan merasa lebih bersyukur karena bisa membantu. Hal ini juga dibuktikan oleh beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa memberi kepada orang lain dapat meningkatkan kesejahteraan secara emosional dan mental. Pepatah juga mengatakan lebih baik tangan di atas daripada dibawah. Pepatah ini mengingatkan kita bahwa secara otomatis memberi dapat mengangkat derajat diri kita sendiri yang kemudian akan membawa kedamaian dan kebahagiaan.

Dharma dana dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk. Pertama, berbagi materi seperti makanan, pakaian, atau uang kepada yang membutuhkan. Ini merupakan bentuk yang paling umum dari dharma dana, yang dimana kita memberikan sesuatu kemudian manfaatnya bisa dirasakan secara langsung oleh orang lain. Dengan berbagi rezeki, kita turut meringankan beban orang lain, memberi mereka kesempatan untuk bertahan hidup atau memperbaiki kondisi hidup mereka. Kedua, berbagi pengetahuan dan keterampilan terutama dalam dunia yang semakin berkembang seperti saat ini. Dengan berbagi ilmu, kita dapat membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidupnya baik melalui pendidikan formal, keterampilan atau cara lain yang dapat mendukung kehidupan mereka secara finansial atau emosional. Misalnya yaitu mengajarkan seseorang mengenai cara mengelola keuangan pribadi untuk memberikan manfaat jangka panjang. Ketiga yaitu berbagi waktu dan perhatian karena biasanya kehadiran dan perhatian yang kita berikan kepada seseorang yang sedang mengalami kesulitan menjadi hadiah yang lebih berharga dibanding materi. Terkadang seseorang tidak membutuhan materi melainkan kehadiran dan perhatian. Memberikan  waktu untuk mendengarkan, menemani atau memberi dukungan emosional jauh lebih berarti. Dalam banyak kasus, perhatian dan dukungan emosional dapat membantu seseorang merasa lebih dihargai dan tumbuh rasa kuat untuk menghadapi tantangan yang mereka hadapi. Selain ketiga bentuk tersebut dharma dana juga bisa berupa kebijaksanaan atau tindakan kecil sehari-hari yang membawa kebaikan bagi orang lain. Setiap tindakan baik yang dilakukan tanpa pamrih dan dengan niat tulus adalah bagian dari dharma dana. Apapun bentuknya, dharma dana mengajarkan kita untuk hidup dengan kepedulian terhadap sesama, menghargai hubungan sosial, dan memberi tanpa mengharapkan imbalan.

Salah satu contoh situasi yang memperhatinkan di Indonesia yaitu pada saat pandemi COVID-19. Pandemi COVID-19 telah mengubah cara manusia menjalani kehidupan sehari-hari. Dampaknya terasa diberbagai aspek, mulai dari kesehatan, ekonomi hingga hubungan soaial. Sebagai bencana global, pandemic ini bukan hanya tantangan medis, tetapi juga ujian kemanusiaan. Kehilangan orang-orang tercinta, krisis ekonomi, keterbatasan sosial dan ketidakpastian masa depan menciptakan beban psikologis dan emosional yang berat bagi banyak orang. Banyak orang kehilangan penghidupan karena pemutusan hubungan kerja, sementara itu mereka juga berjuang memenuhi kebutuhan pokok. Disisi lain, petugas kesehatan, relawan, dan pekerja sesnsial menghadapi tekanan luar biasa untuk melindungi masyarakat dari penyebran virus. Pandemi ini mengingatkan kita bahwa kehidupan adalah saling terhubung. Tidak ada individu yang benr-benar dapat berdiri sendiri tanpa dukungan dari orang lain. Dalam ajaran Dharma ha ini dikenal sebagai prinsip paticca samuppada atau keterhubungan yang saling bergantung. Melalui dhrama dana, prinsip ini diwujudkan dalam tindakan nyata untuk mendukung sesame makhluk hidup. Dalam menghadapi situasi ini, nilai-nilai ajaram dharma sangat diperlukan untuk membantu manusia bertahan, bangkit dan saling mendukung.

Dharma dana sebagai bentuk pemberian yang didasarkan pada prinsip-prinsip kebenaran, kebaikan dan ketulusan. Memberikan pedoman bagi umat manusia untuk saling membantu, menciptakan solidaritas dan meringankan penderitaan. Dalam keadaan seperti ini, dharma dana tidak hanya memberikan bantuan saja tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih manusiawi di tengah krisis. Dharma dana memberikan pedoman yang membumi bagi umat manusia dalam menghadapi pandemic. Praktiknya mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada apa yang kita miliki, tetapi pada apa yang kita berikan untuk orang lain. Dengan semangat memberi, dharma dana menginspirasi setiap individu untuk menjadi bagian dari solusi kolektif. Sebagai contoh yaitu pemberian bahan kebutuhan pokok seperti makanan dan perlengkapan medis. Selain itu dukungan dalam bentuk tenaga dan waktu seperti menjadi relawan di pusat-pusat bantuan atau memberikan  layanan kepada masyarakat yang membutuhkan, menunjukkan pentingnya keterlibatan aktif dalam membantu barsama. Dan yang tidak kalah penting yaitu penyebaran informasi yang benar dan edukasi tentang protocol kesehatan adalah bentuk dharma dana yang mendukung pemulihan kolektif dari pandemi ini.

Meskipun praktik dharma dana memiliki manfaat yang luas, baik individu maupun masyarakat, perlu disadari bahwa implementasinya tidak selalu mudah. Terdapat berbagai tantangan yang muncul dalam pelaksanaannya, terutama dimasa-masa penuh tekanan seperti pandemic COVID-19. Tantangan ini tidak hanya bersumber dari kondisi eksternal tetapi melibatkan faktor internal juga seperti pola piker, niat dan pemahaman individu terhadap konsep memberi. Salah satu tantangan utama dalam praktik dharma dana adalah rendahnya pemahaman tentang pentingnya memberi. Banyak orang melihat harta benda, waktu atau tenaga yang mereka miliki sebagai sesuatu yang harus dijaga untuk diri sendiri. Seperti pada saat pandemi, seseorang semakin takut akan kehilangan baik itu kekhawatiran tentang kelangsungan hidup dimasa depan seperti kehilangan pekerjaan, penghasilan dan kebutuhan yang mendesak. Hal ini membuat seseorang lebih cenderung untuk menahan apa yang mereka miliki dari pada berbagi. Pandangan semacam ini menunjukkan bahwa ada keterbatasan dalam melihat makna sejati dari dana. Sebagian besar masyarakat mungkin memandang memberi adalah suatu tindakan pengorbanan atau kehilangan, bukan sebagai investasi dalam kebahagiaan bersama. Padahal dalam ajaran dharma, praktik dharma dana tidak hanya membawa manfaat bagi penerima, tetapi juga membantu pemberi untuk melepaskan keterikatan, mengurangi keserakahan dan menumbuhkan rasa syukur. Tanpa pemahaman yang benar tentang nilai spiritual dan sosial dari memberi, dharma dana sulit untuk dipraktikkan secara luas. Terdapat juga tantangan lain dalam implementasinya yaitu memastikan bahwa pemberian dilakukan dengan niat yang tulus dan tanpa pamrih. Ketulusan merupakan kunci dari dharma dana, kerena nilai kebajikan dalam memberi  terletak pada niat untuk membantu, bukan pada ekspktasi akan balasan atau pengakuan. Dalam praktiknya sering kali muncul godaan atau memberi demi tujuan lain, seperti agar mendapat pujian, membangun citra diri atau memperoleh balasan tertentu. Misalnya seseorang mungkin memberikan sumbangan besar kepada Lembaga amal, tetapi dengan niat untuk meningkatkan reputasinya di mata publik. Lalu contoh lainnya yaitu pada saat masa kampanye, semua calon kandidat berlomba-lomba memberikan bantuan ke desa-desa dengan tujuan agar dirinya nanti mendapat banyak suara. Memang kita juga merasakan manfaatnya namun dari segi tujuan terdapat ambisi yang diinginkan oleh calon tersbut. Selain itu di era digital, dimana media sosial memainkan peran besar dalam kehidupan sehari-hari, ada kecenderungan untuk memamerkan tindakan memberi, terdapat dokumentasi baik berbentuk foto maupun video yang biasanya dibagikan, namun disisi lain hal ini mungkin digunakan sebagai transparasi dan inspirasi, tetapi juga dapat menimbulkan kesan pamrih.

.

Jadi dharma dana merupakan wujud pemberian yang didasarkan pada niat tulus dan prinsip-prinsip moral dalam ajaran Hindu, memiliki peran penting dalam menciptakan keharmonisan sosial dan berbagi kebahagiaan bersama. Melalui tindakan berbagi, baik dalam bentuk materi, pengetahuan, waktu maupun perhatian, dharma dana mendorong terciptanya solidaritas, keadilan sosial dan kesejahteraan bersama. Praktik ini mengajarkan kita untuk melepaskan keterikatan, mengurangi keserakahan dan menghargai hubungan sosial dengan keberadaan orang lain. Namun terdapat tantangan dalam implementasinya seperti ketulusan niat dan pemahaman yang benar tentang memberi. Hal ini perlu diatasi agar dharma dana dapat dipraktikkan secara lebih luas dan efektif. Dengan menjaga niat yang tulus tanpa pamrih, dharma dana dapat menjadi jalan untuk membangun kebahagiaan bersama, mempererat hubungan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih harmonis.

.

Penulis : Gusti Ayu Jessica Pratiwi (Anggota PC KMHDI Buleleng) .

Share:

administrator