SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Mahasiswa merupakan tokoh yang paling sentral, dimana disetiap ada kebijakan-kebijakan menurut pandangan masyarakat umum tidak berpihak kepada rakyat kecil, maka mahasiswa lah yang pertama dan berada di barisan terdepan untuk turun kejalan menyuarakan kebijakan itu harus dibatalkan atau kebijakan apa yang harus dijalankan.

Sejak dari masa penjajahan, pasca kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan masa reformasi saat ini. Sejarah telah mencatat bahwa mahasiswa lah yang menjaga nurani dan melawan tirani negeri ini, mahasiswa pula yang secara konsisten bersuara untuk kepentingan rakyat. Banyak yang mereka suarakan terkait kebijakan pemerintah, isu-isu politik, kesejahteraan rakyat, agama, ras sampai isu yang sedang hangat yaitu mengenai pengaruh radikalisme dan intoleransi.

Mengingat masa reformasi 1998, pada saat itu mahasiswa lah yang berada di barisan terdepan untuk membela dan memperjuangkan keinginan rakyat, melawan kepemimpinan orde baru. Tak dapat dipungkiri, mahasiswa pada saat itu banyak menjadi korban dan bahkan sampai sekarang masih belum tuntas kasus pelanggaran HAM tersebut, bahkan kabar aktivis reformasi 1998 sampai saat ini banyak yang belum diketahui keberadaannya.

Mahasiswa memang banyak berjasa, tapi tak mungin untuk meghitungnya satu per satu untuk mengingatnya. Namun itu bukanlah apa-apa dibandingkan pahlawan-pahlawan kita yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan bangsa pada masanya. Namun sudah tanggung jawab mahasiswa untuk menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu: Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan, dan Pengabdian Masyarakat. Namus ada hal yang sangat perlu diingat yaitu tidak semua kebijakan pemerintah yang menurut pola pikir mahasiswa  harus di demo. Ada kalanya mahasiswa harus lapang dada menerima pahitnya kebijakan publik atau pemerintah untuk tujuan yang lebih besar dibalik semua itu.

Mahasiswa merupakan cerminan rakyat, saat mahasiswa demo menyampaikan aspirasi kepada pemerintah, maka rakyat pasti akan berpendapat hal yang sama dengan mahasiswa. Dapat dikatakan bahwa mahasiswa merupakan gurunya rakyat, dan perwakilan rakyat yang sejati, bukan orang di senayan yang mengaku wakil rakyat namun tidur saat siding soal rakyat. Mahasiswa selalu setia kepada rakyat, baik saat rakyat sedang asik terlena dengan manisnya senyum politik busuk penguasa. Mahasiswa tak pernah lelah memperjuangkan kebenaran, “satyam eva jayate” begitu kata Raden WIjaya, Raja Majapahit yang artinya hanya kebenaran yang Berjaya.

Tetapi mahasiswa tetaplah manusia, mahasiswa tetaplah seorang anak yang lahir dari rahim seorang ibu, Mahasiswa tetaplah remaja yang sedang melalui masa muda dengat tingkat emosi yang tak terkontrol dan berapi-api dan masih mudah disusupi pikiran-pikiran salah. Apalagi saat sekarang ini pengaruh radikalisme dan intoleransi sedang begitu besar di negeri ini, sudah mulai mengacau kerukunan dan kebhinekaan bangsa.

Mahasiswa harus cerdas dalam menanggapi isu yang sedang hangat di negeri ini, sebab terlalu banyak trik-trik politik yang cerdik dan jahat yang dilakukan beberapa kelompok dan pihak yang menginginkan pecahnya bangsa ini. Apalagi mahasiswa masih mudah terpengaruh dengan pikiran-pikiran liar. Mahasiswa harus berhati-hati dalam menyatakan sikap, dan perlu melakukan kajian mendalam sebelum melakukan aksi turun kejalan untuk menyampaikan aspirasi. Hidup mahasiswa!

Penulis : I Wayan Darmayasa (Kabid Litbang PC KMHDI Denpasar)

Share:

administrator