SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Lombok Barat, kmhdi.org – Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Mataram menyelenggarakan diskusi mendalam dengan tema “Hindu di Era Pragmatisme: Kebanggaan atau Tantangan?” pada Sabtu, (05/10) di Pura Kaprusan, Kecamatan Batu Layar, Lombok Barat.

Diskusi ini bertujuan untuk menyoroti tantangan serta peluang yang dihadapi oleh umat Hindu di era modern, khususnya dalam menyeimbangkan tradisi yang kaya dengan tuntutan zaman yang semakin pragmatis.

Dalam sambutannya, Ketua PC KMHDI Mataram, I Putu Eka Widiantara, menyatakan bahwa penurunan jumlah umat Hindu serta meningkatnya kasus konversi agama menjadi tantangan utama yang dihadapi saat ini.

“Diskusi ini merupakan bentuk keresahan mahasiswa Hindu, di mana melihat dari tahun 2000-2024 tidak ada kenaikan signifikan terkait konversi yang masuk ke dalam Agama Hindu. Namun, sebaliknya, konversi yang keluar dari Agama Hindu semakin meningkat. Hal ini menimbulkan pertanyaan, apakah dalam 50 tahun ke depan Agama Hindu akan redup atau berkembang lebih pesat,” ujar Eka.

Ketut Edi Ariawan, S.Ag., M.Pd.H., selaku Kasi Bimas Hindu Kantor Kemenag Lombok Barat, sebagai salah satu narasumber, turut menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara tradisi dan relevansi di era modern yang semakin kompleks.

“Kita harus menemukan cara yang inovatif dan tepat untuk menjaga keluhuran tradisi, sambil tetap relevan dan adaptif terhadap tuntutan zaman yang berubah dengan sangat cepat,” tuturnya.

“Hanya dengan cara tersebut kita dapat memastikan bahwa nilai-nilai Hindu tetap hidup dan diterima oleh generasi muda.” Tambahnya dalam sesi diskusi yang berlangsung.

Senada dengan itu, Ida Bagus Widiadnyana, S.Pd., S.Fil., M.Pd., selaku Penyuluh Agama Hindu Kota Mataram, menambahkan bahwa dengan melestarikan warisan budaya dan beradaptasi dengan perubahan, Hinduisme dapat tetap menjadi agama yang hidup dan bermakna bagi generasi mendatang.

Selain membahas tantangan, diskusi ini juga menggarisbawahi pengaruh pragmatisme terhadap praktik keagamaan. Para peserta sepakat bahwa fleksibilitas diperlukan, namun esensi ajaran Hindu harus tetap dijaga. Keterlibatan masyarakat, terutama generasi muda, dalam upaya pelestarian budaya dan tradisi juga ditekankan sebagai langkah penting untuk memastikan kelangsungan nilai-nilai Hindu di masa depan.

Melalui diskusi ini, diharapkan generasi muda Hindu semakin peka terhadap tantangan yang dihadapi dan mampu menjaga tradisi sambil tetap beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Share:

administrator