SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Oleh : I Gusti Agung Arya Dhanyananda (Kader PC KMHDI Badung)

Tulisan ini adalah sebuah autokritik untuk organisasi KMHDI yang mencantumkan 8 butir ikrar dimana hal tersebut jarang dibahas, sebagaimana mutiara di lautan luas nan dalam yang tak tersentuh entah karena dirahasiakan atau karena tidak ada yang peduli.

Dalam KBBI, “ikrar” berarti janji yang diucapkan dengan sungguh – sungguh atau janji dengan sumpah.

Tentang ikrar kita (baca: Kader KMHDI) Asta Prasetya Brahma Carya dilantunkan dalam setiap kegiatan formal KMHDI dan diucap ulang oleh seluruh anggota KMHDI yang hadir. Sebagaimana janji-janji Caleg mendekati pemilu, janji itu latah diucapkan tanpa tahu yang mengucapkannya paham atau tidak dengan esensi dan substansinya.

Mungkin sudah dirasa tidak relevan lagi atau entah bagaimana, barang itu (baca: Asta Prasetya) tidak dijadikan landasan dalam sosialisasi program kerja ataupun dalam landasan materi kurikulum pendidikan. Intinya barang itu jarang dibahas.

Saat ini, Asta Prasetya Brahmacarya dicatut sebagai Ikrar KMHDI dan menjadi salah satu “Atribut” KMHDI (Buku Pedoman MPAB 2020, BAB IV). Buka KBBI lagi, Atribut memiliki arti tidak lebih dari sekedar pelengkap.

Jika sebagai pelengkap saja, maka salahkah saya sebut barang itu adalah formalitas semata?

Bisakah kira – kira kita menambahkan posisi yang tinggi untuk Asta Prasetya Brahma Carya di KMHDI daripada hanya sebatas pelengkap organisasi?

Atau akankah kita tetap memajang Asta Prasetya bersama Mars dan Hymne KMHDI hanya sebagai Formalitas Susunan Acara?

Kalau memang hanya dijadikan formalitas karena barang itu sudah tidak relevan, buang saja. Toh lumayang 5 menit pembacaan Asta Prasetya bisa diisi oleh satu lagi bualan pejabat di setiap acara formal KMHDI.

Sedikit sharing untuk pembaca, saya sering menghadapi pertanyaan “bagaimana cara memahami Purwaka KMHDI dan apa bentuk realisasinya Purwaka KMHDI itu?”.

Sejauh pengalaman saya mengisi materi Purwaka KMHDI, saya selalu ajak peserta kaderisasi untuk membaca ulang dan maknai setiap butir Asta Prasetya Brahma Carya. Setelah sedikit diskusi dan tukar pendapat, saya akan menyatakan “sekarang kawan kawan sudah paham bagaimana cara kita mengamalkan nilai – nilai Purwaka KMHDI”.

Share:

administrator