![]()
Denpasar, kmhdi.org – Mengawali tulisan ini, saya mengajak pembaca untuk menelaah bersama mengapa Agama Hindu hingga saat ini secara kuantitas masih menjadi Minoritas, padahal Agama Hindu lebih awal masuk ke Nusantara. Bahkan jauh sebelum masuknya agama Hindu ke Nusantara, masyarakat Indonesia telah memiliki kepercayaan yang bernafaskan Hindu, tetapi sekarang menjadi Minoritas. Hal ini dikarenakan agama Hindu tidak menyebarkan ajarannya dengan proses doktrinisasi.

Hal serupa, juga tengah dirasakan KMHDI ketika harus mencoba menyakinkan mahasiswa Hindu yang belum dan telah ber-KMHDI untuk melebarkan sayap dan mempertahankan kader-kadernya. Namun, hingga saat ini jalan yang ditempuh KMHDI untuk menarik mahasiswa Hindu dan mempertahankan mahasiswa Hindu yang telah bergabung di KMHDI masih menjadi gejolak yang belum terpecahkan. Hal ini, dapat dibuktikan dengan minimnya mahasiswa Hindu yang bergabung KMHDI dan kurangnya keaktifan pada kader-kader KMHDI.
Selain Itu, terus bermunculan pertanyaan dari kader-kader KMHDI dan mahasiswa Hindu yang belum ber-KMHDI, sebagai contoh pertanyaan “Kalau ikut KMHDI dapat uang nggak yah? Kalau aku ikut KMHDI apa yang aku dapat? Tentu pertanyaan tersebut tampaknya sederhana tapi sebagian besar dari kader KMHDI susah untuk menjawab.
Ketika kader-kader KMHDI yang mendapat pertanyaan tersebut akan menjawab pertanyaan tersebut dengan mengatakan “iya” nanti dapat uang dan dapat pekerjaan juga, dia pasti akan tertarik untuk ber-KMHDI. Wah akhirnya dapat kader baru, ehhh tapi tunggu dulu, karena ini bisa menjadi blunder ketika kader baru tidak mendapatkan apa yang diinginkan atau apa telah kita sampaikan kepada dirinya.
Selain itu, mereka juga akan memastikan apa yang kita kepadanya lewat teman atau kerabatnya yang lebih dulu di KMHDI. Berikut pertanyaannya “Kamu ikut KMHDI selama ini dapat uang atau tidak? Bagaimana rasanya ikut KMHDI? Syukur-syukur ia bertanya pada kader KMHDI yang memang ber-KMHDI. Maka, sistem doktrinisasi akan masuk sebagai proses awal untuk meyakinkan dan mendorong ia untuk tetap ber-KMHDI atau ikut ber-KMHDI.
KMHDI dan Doktrinisasi KMHDI sebagai lembaga pendidikan bagi mahasiswa Hindu tentu harus memiliki sistem dan metode doktrinisasi yang bisa diterapkan untuk menguatkan proses kaderisasi yang selama ini telah berjalan. Langkah dan metode ini harus diambil untuk memastikan kuantitas dan kualitas mahasiswa dan kader KMHDI ke depan.
Doktrin yang dimaksud adalah proses pengenalan dan pengkaderan yang merujuk pada benefit yang akan didapatkan selama ia ber-KMHDI. Namun demikian, kader-kader KMHDI harus mampu dan aktif dalam ber-KMHDI sehingga menjadi contoh bagi mahasiswa Hindu lainnya yang belum ber-KMHDI sebagai bukti bahwa dengan ber-KMHDI kita memiliki potensi dan nilai tawar yang lebih. Teori Doktrinisasi dalam KMHDI Sesungguhnya KMHDI memiliki sistem atau metode yang bisa digunakan sebagai proses doktrinisasi kepada calon kader KMHDI dan kader KMHDI telah mengikuti proses pengkaderan.
Teori atau materi doktrinisasi yaitu salah satu materi MPAB “UNTUK APA, SAYA DAN ANDA BERADA DI KMHDI” dalam materi telah disampaikan secara luas tentang keberadaan KMHDI dan alasan mahasiswa ber-KMHDI. Namun, materi ini tidak relevan bila pemateri atau kader KMHDI yang memulai proses doktrin hanya mengandalkan materi tanpa mengaitkan dengan kondisi perkembangan dan apa yang telah ia lakukan selama ber-KMHDI.
Terlihat sederhana bila seseorang memperlihatkan apa yang telah ia lakukan selama ber-KMHDI dan manfaat apa yang telah ia dapatkan. Tetapi untuk menguraikan terkadang sulit untuk diterima, apalagi jika hanya bersifat teori tanpa bukti otentik selama ber-KMHDI.
Berbuat dan Menerima Manfaat Ber-KMHDI bukan berarti hanya ingin mendapatkan benefit tetapi bagaimana kader KMHDI mampu dan bisa berkontribusi kepada masyarakat luas, umat Hindu dan KMHDI. Namun, dalam tahapan ini perlu kesadaran dalam diri seseorang yang ber-KMHDI sebagai bentuk nyata bahwa ia adalah penerus dan masa depan dari intelektual Hindu yang memiliki peranan penting dalam perkembangan agama Hindu.
Dengan demikian, maka manfaat yang didapatkan pun demikian, manfaat yang diperoleh tidak lain adalah jawaban atau hasil dari apa yang telah dilakukan selama ber-KMHDI bahkan setelah ber-KMHDI pun tetap merasakan manfaat dan benefit dari KMHDI. KesimpulannyaKMHDI perlu menerapkan dan memperkuat sistem doktrinisasi untuk mengisi dan menjawab pertanyaan yang sering muncul di kalangan mahasiswa Hindu dan kader KMHDI.
Oleh karena itu, sangat penting proses doktrinisasi ini dilakukan sebagai solusi untuk menjawab mengapa minat mahasiswa Hindu untuk bergabung dan bertahan bersama KMHDI. Penguatan awal saat MPAB perlu di korelasikan dengan kondisi dan apa yang telah kita lakukan selama ber-KMHDI, ini akan memungkinkan KMHDI untuk mempertahankan kader-kadernya. Ketika proses doktrinisasi dan penyadaran telah dibangun maka paling tidak kader-kader KMHDI yang hari ini telah bergabung akan merasa betah dan yang bergabung akan segera merapat untuk bergabung.
Penulis : Ongen Lehalima (Wakil Sekretaris PC KMHDI Denpasar Periode 2023-2025)