SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia Kota Denpasar (PC KMHDI Denpasar) mengadakan NGOPI (Ngobrol Pintar) di Primakara University. Membahas tantangan AI (Artificial Intelligence) untuk Peradaban Bali, diskusi menghadirkan dua orang Narasumber yang mumpuni di bidangnya, Made Adi Paramartha Putra, Ph.D. selaku Direktur Pascasarjana yang mendalami AI, dan Dr. I Made Surya Pradnya, S.Ag.,M.Fil.H. selaku Dosen UHN I Gusti Bagus Sugriwa yang mengkaji dari sisi dampak untuk kebudayaan Bali (14/6).

Made Sudama, S.E., M.M selaku Wakil Rektor II Primakara University dalam sambutannya mengungkapkan, teknologi AI di era sekarang memang sudah begitu masifnya. Untuk itu, perlu pendalaman yang mumpuni agar AI bisa diarahkan secara positif.

“AI di era sekarang sudah begitu masif. Untuk itu perlu pendalaman secara positif. Terlebih banyak mahasiswa yang sudah fasih menggunakannya untuk membuat tugas atau makalah. Hal ini tentu memiliki potensi timbulnya fenomena malas berpikir.” Ujar Beliau.

Dari sisi Narasumber 1, Made Adi Paramartha Putra, Ph.D. lebih menyoroti seluk beluk potensi AI terhadap kehidupan masyarakat Bali, antara lain: Agama dan Budaya, Sumber Daya Alam, serta Investasi. Dirinya juga menyebutkan dua jenis ancaman AI yang paling urgen yaitu, dari sisi privasi data dan Deepfakes.

“Sesungguhnya AI mempunyai 3 potensi utama dalam kehidupan masyarakat Bali, yaitu: 1) Agama dan Budaya, 2) Sumber Daya Alam, serta 3) Investasi. Namun disatu sisi, AI juga memiliki dua buah ancaman yang mematikan. Terutama dari sisi privasi data dan Deepfakes.” Ujar Adi Paramartha.

Lebih lanjut untuk Narasumber ke-2, Dr. I Made Surya Pradnya, S.Ag.,M.Fil.H. lebih menyoroti AI dari aspek Budaya dan Spiritualitas. Dirinya menyebutkan, posisi AI atau Artificial Intelligence sesungguhnya berada di bawah manusia sebagai penciptanya yang memiliki Alamiah Intelligence, serta manusia juga harus tetap mendasarkan diri pada UI atau Ultimate Intelligence, yaitu Tuhan yang memiliki kecerdasan yang terbatas.”

“AI atau Artificial Intelligence masih bisa digunakan untuk pengembangan peradaban. Namun yang perlu diingat adalah, AI harus tetap berada di bawah manusia yang memiliki Alamiah Intelligence, serta manusia harus tunduk pada Ultimate Intelligence (UI), yaitu kecerdasan tak terbatas yang dimiliki oleh Tuhan.” Tegas Dr. Surya Pradnya.

Sebagai penutup, I Dewa Gede Darma Permana, S.Pd selaku Ketua PC KMHDI Denpasar juga memberikan konklusinya. Dirinya menyebutkan, AI layaknya pisau bermata dua yang perlu digunakan secara hati-hati agar mengarah kepada kebermanfaatan.

“Dari diskusi tadi, bisa disimpulkan bahwa AI ini layaknya pisau bermata dua. Untuk itu, perlu penggunaan secara berhati-hari agar ia selaras dengan fungsi awalnya, yaitu membantu dan memberikan kebermanfaatan untuk kita manusia.” Tutup Dewa.

Share:

administrator