SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

KMHDI Mengajar merupakan Program yang pasti ada baik dari PP/PD/PC, hal ini sudah direlisasikan sejak tahun 2015 oleh Pimpinan Daerah Sumatera Selatan dan di jadikan Program Kerja Nasional di tahun 2017 yang di mana KMHDI memiliki tujuan mengatasi tentang Pendidikan dengan segala permasalahannya yang kompleks. Kemudian juga tahun 2024 baru saja KMHDI launching kembali dan akan serentak dilaksanakan oleh PD/PC se-Indonesia dengan semangat Pendidikan yang Inklusif.

Mari kita kembali menghitung berapa lama KMHDI Mengajar sudah menjadi program kerja, dan apa saja yang dihasilkan. Kurang lebih 8 tahun dan kita tidak merasakan hasil yang signifikan, tidak ada menghasilkan solusi bagi anak-anak yang di pedalaman dapat akses sekolah, prasarana sekolah masih tidak memadai, akses menuju sekolah tetap sama, sumber pengajar (guru) masih minim.

Kita semua paham seperti apa pendidikan yang inklusif tersebut dimaksudkan, melakukan pendekatan dan tanpa ada batasan pelayanan pendidikan semua mendapatakan hal yang sama tanpa memandang siapa dan apa statusnya. Namun kembali yang sudah dapat kita lihat tantangannya adalah bagaimana kita bisa melaksanakan pendekatan, akses masih sulit, prasarana kurang, daya Guru yang masih minim. KMHDI mau mengatasi yang mana terlebih dahulu. Ada dua yang bisa kita simpulkan.

  1. Kita akan melakukan pelayanan pendidikan kepada siswa/i

2. Atau kita menyelesaikan permasalahan akses dan prasarana pendukung, Jalan yang masih sulit, Bangunan sekolah yang tidak layak, Guru pengajar yang minim.

KMHDI mau mengatasi yang mana? KMHDI Mengajar mau menyelesaikan yang mana?

.

Faktor Penghambat:

Dengan kondisi di atas tersebut yang masih belum terselesaikan diakibatkan oleh beberapa faktor.

 Pertama, Konsepsi dalam KMHDI tidak cukup matang, Planing tidak tersusun dengan jelas, jejaring yang menerima aspirasi pasca kegiatan tidak ada (tidak tau mau melaporkan ke pihak mana/siapa).

.

 Kedua, Konsistensi Kader tidak ada, tidak sungguh (sekedar ngae, pang berjalan gen), dan minim kretifitas dari SDM KMHDI.

.

Tantangan KMHDI

“Dari kisah singkat ini setidaknya dapat memberikan gambaran kepada KMHDI dan pemerintah bahwa masih banyak siswa/i yang tidak memiliki akses dan kesempatan untuk bersekolah bahkan ketika mereka sudah sekolah sekalipun harus kandas dan putus sekolah padahal pendidikan seyogyanya dapat dirasakan oleh semua anaka bangsa. Akses pendidikan dan informasi tentang pendidikan perlu disebarluaskan, disosialisasikan dan dilakukan secara holistik sehingga dapat menjangkau ke seluruh pelosok Tanah Air”. (Ongen Lehalima)

.

Mengutip salah satu dari tulisan Ongen, tentang inspirasi nya dalam memperjuangkan siswa untuk mendapat akses pendidikan yang layak. Kemudian juga memperingatkan KMHDI bahwa permasalahan pendidikan masih banyak dan harus serius dan komitmen dalam mencari solusi yang dapat mengatasi.

Hal ini tidak bisa kita pandang sederhana mengenai apa yang dituliskan oleh Ongen, ini merupakan sentilan keras terhadap organisasi yang besar dan tersebar di seluruh Indonesia. Dari sini lah kenapa tantangan KMHDI mengajar adalah Ongen Lehalima, sebab Ongen sudah mampu mengatasi dua faktor yang menghambat jalannya Program KMHDI Mengajar untuk mendapatkan hasil/mencapai Output. Secara Konsepsi dia sudah memikirkan dan menciptakan peta arah gerak dalam menyelesaikan/memperjuangkan sesuatu, dan juga tidak hanya itu dia memiliki jiwa yang lebih aktivis dari pada aktivis pendidikan. Kalau kita sudah membaca tulisan beliau maka kita tau betapa pentingnya sumbangsih dari faktor kedua di atas, bisa konsisten, bersungguh-sungguh, punya daya kritis tinggi dan kratifitas yang luas. KMHDI Mengajar harus mampu mengatasi dua faktor penghambat nya, dan harus melebihi apa yang diciptakan oleh daya pikir Ongen.

Daya Kreatifitas perlu bermain, karena pada sisi disparsitas daerah yang ada, maka pendidikan yang diberikan akan berbeda juga serta pastinya permasalahan yang kita input juga akan beragam kondisi yang ada di Desa/Pedalaman dengan Perkotaan.

Ketika kita mempersiapkan sebuah konsep dalam pekerjaan maka 50% peluang kesuksesan sudah kita peroleh, tetapi sebaliknya Jika tidak ada persiapan dan konsep kegiatan maka 50% kegagalan sudah di depan mata

PenuPenuPenulis : Pitriyou (Kader PC KMHDI Denpasar) 

Share:

administrator