SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Bogor, kmhdi.org – Menurut laman HeylawEdu, istilah childfree mengacu kepada keputusan seseorang ataupun pasangan untuk tidak memiliki keturunan atau tidak memiliki anak. Selain itu, menurut Oxford Dictionary istilah childfree merupakan suatu kondisi di mana seseorang atau pasangan tidak memiliki anak karena alasan yang utama yaitu pilihan.Cambridge Dictionary pun mendefinisikan istilah childfree hampir serupa seperti apa yang dijelaskan oleh Oxford Dictionary, yaitu kondisi di mana seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak.

.

Istilah childfree juga banyak dikenal atau lebih familiar di kalangan para feminis dan dalam agenda- agenda feminisime. Menurut buku berjudul “Feminisme dan Pemberdayaan Perempuan dalam Timbangan Islam” yang ditulis oleh Siti Muslikhati, dijelaskan bahwa feminisme merupakan suatu gerakan yang memiliki tujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender secara kuantitatif. Artinya, pria maupun wanita harus saling berperan, baik itu dalam maupun di luar rumah.

.

Mengapa Orang Memilih Childfree:

.

1.Pilihan Hidup dan Karier: Banyak orang memilih childfree untuk fokus pada karier, pencapaian pribadi, dan pengembangan diri tanpa keterbatasan yang mungkin ditimbulkan oleh tanggung jawab orang tua.

.

2.Pertimbangan Ekonomi: Memiliki anak memerlukan komitmen finansial yang signifikan. Beberapa individu memilih childfree untuk mempertahankan stabilitas keuangan dan menghindari tekanan ekonomi yang dapat muncul dengan membesarkan anak.

.

3.Kesehatan Mental dan Fisik: Beberapa orang menghindari memiliki anak karena kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik mereka. Ini bisa termasuk ketakutan akan stres, kelelahan, atau masalah kesehatan yang mungkin timbul selama kehamilan dan masa perawatan anak.

.

4.Kebutuhan Akan Kebebasan: Beberapa individu menikmati kebebasan dan fleksibilitas yang dimiliki dengan tidak memiliki tanggung jawab orang tua. Mereka ingin menjalani gaya hidup yang tidak terikat dengan kewajiban merawat anak.

.

Dampak dan Tantangan:

.

1.Perubahan Demografi: Meningkatnya jumlah orang yang memilih childfree dapat memiliki dampak signifikan pada struktur demografis suatu populasi, termasuk menurunnya laju kelahiran dan perubahan dalam piramida usia.
2.Tekanan Sosial dan Stigma: Meskipun semakin diterima secara sosial, individu yang memilih childfree masih mungkin menghadapi tekanan sosial dan stigma dari lingkungan sekitar, terutama dari keluarga atau masyarakat yang menganggap memiliki anak sebagai norma.

.

3.Isu Pensiun dan Jaminan Sosial: Secara ekonomi, populasi yang semakin tua tanpa cukup generasi muda untuk mendukung sistem pensiun dan jaminan sosial dapat menimbulkan tantangan dalam jangka panjang bagi negara atau masyarakat.

.

Fenomena Childfree, yang mencerminkan pilihan individu untuk hidup tanpa anak, menghadirkan pertanyaan menarik tentang bagaimana hal itu dapat dilihat dari sudut pandang hukum agama dan hukum negara. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi perspektif yang berbeda dari kedua bidang tersebut.

.

Hukum Agama:

.

Dalam agama Hindu, konsep garis keturunan sangat penting, dan memiliki anak dianggap sebagai kewajiban. Namun, ada juga prinsip kebebasan individu dalam agama Hindu yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan sesuai dengan kebutuhan dan panggilan pribadi mereka.

Beberapa individu Hindu mungkin memilih childfree untuk berfokus pada pencapaian spiritual atau pengabdian pribadi lainnya.

.

Hukum Negara:

.

1.Hak Asasi Manusia: Hukum negara-negara modern cenderung memberikan perlindungan terhadap hak asasi individu, termasuk hak untuk membuat keputusan tentang kehidupan pribadi dan reproduksi. Ini berarti bahwa dalam banyak yurisdiksi, memilih childfree diakui sebagai hak yang dilindungi.

.

2.Kebijakan Keluarga dan Kependudukan: Namun, beberapa negara memiliki kebijakan yang mendorong kelahiran anak untuk mempertahankan tingkat pertumbuhan populasi yang sehat. Ini dapat mencakup insentif finansial untuk pasangan yang memiliki anak atau bahkan sanksi bagi mereka yang memilih childfree. Namun demikian, implementasi kebijakan semacam itu sering kali kompleks dan kontroversial.

.

Kesimpulan:

.

Pemahaman tentang childfree dari perspektif hukum agama dan hukum negara menggambarkan keragaman pandangan dan kebijakan yang ada di masyarakat. Sementara agama mungkin memberikan pedoman moral, hukum negara cenderung memberikan perlindungan terhadap hak asasi individu. Penting bagi masyarakat untuk memahami dan menghormati pilihan hidup individu, sambil mempertimbangkan implikasi sosial, budaya, dan demografis yang mungkin timbul dari fenomena childfree ini.

Oleh : Ni Putu Aprilita (Peserta KT 1 PC KMHDI Bogor)

 

Daftar Pustaka

.

https://news.detik.com/pro-kontra/d-6566166/mengemuka-ide-childfree-anda-setuju-atau- tidak#:~:text=Badan%20Kependudukan%20dan%20Keluarga%20Berencana%20Nasional%20%28BKK BN%29%2C%20Hasto,potensi%20tumor%20mioma%20di%20rahim%20dan%20kanker%20endometr ium.

.

https://sinmawa.unud.ac.id/posts/kajian-childfree-dalam-perspektif-agama-hindu

.

https://www.kompas.com/tren/read/2023/02/09/183000665/ramai-soal-childfree-ini-pengertian- penyebab-dan- dampaknya#:~:text=Menurut%20psikolog%20sekaligus%20dosen%20Fakultas%20Psikologi%20Univ ersitas%20%27Aisyiyah,istilah%20untuk%20menyebut%20orang%20yang%20tidak%20memiliki%20a nak.

Share:

administrator