SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – KMHDI Mengajar menjadi program tahunan yang harus dilaksanakan guna memberikan pengetahuan, edukasi dan penyebaran pendidikan kepada anak-anak bangsa pada umumnya dan secara khusus generasi muda Hindu. KMHDI Mengajar sebagai wujud nyata kontribusi KMHDI untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menariknya KMHDI mengajar yang telah dilaksanakan sejak 2015 kini dilaksanakan secara serentak di seluruh Nusantara dengan mengangkat tema “Mewujudkan Pendidikan yang Inklusif” dengan harapan akan memberikan semangat bersama untuk menciptakan pendidikan di seluruh tanah Air.

Dalam tulisan kali ini penulis mencoba memberikan gambaran terkait tantangan KMHDI “Bukan tantangan Individu”. Jika sebelumnya kawan kita Riyo menyebut bahwa KMHDI Mengajar Memiliki Tantangan Berat yaitu Ongen Lehalima yang kebutulan orangnya adalah saya sendiri, judul ini seolah-olah Ongen adalah tantangan dan penghambat bagi PD/PC yang akan melaksanakan kegiatan KMHDI Mengajar. Padahal kalau kita cermati dan pelajari bersama tantangan KMHDI Mengajar adalah tantangan kita bersama bukan tantangan individu dan jika berbicara tentang solusinya maka merujuk pada tulisan penulis sebelumnya yang berjudul “Kisah Inspiratif Kader KMHDI Datangkan Puluhan Siswa Sekolah di Bali, secara umum penulisan mengulas tentang kondisi pendidikan yang berada di daerah tertinggal dan perlu sentuhan dari KMHDI melalui KMHDI Mengajar dan dalam tulisan ini penulis mencoba perkecil tantangan itu menjadi dua bagian.

KMHDI Mengajar Bukan Ajang Perlombaan
Mungkin tulisan ini akan menimbulkan reaksi yang beragam dari kader-kader KMHDI se-Indonesia, apalagi ketika penulis menyebut KMHDI Mengajar bukan ajang perlombaan tentu banyak yang tidak setuju dengan pendapat penulis kali ini. tetapi penulis ingin menyampaikan bahwa inilah pengabdian yang mulia kalau dilaksanakan dengan niat mulia pula. Oleh harapannya tidak muncul stigma bahwa KMHDI Mengajar yang penting terlaksana dan bukan pula ajang untuk memperlihatkan PD/PC mana yang bisa melaksanakan dengan cepat? atau biar bisa terlihat eksis melaksanakan KMHDI Mengajar dan diakhiri dengan laporan pertanggung jawaban ke Pimpinan Pusat KMHDI bahwa kita telah melaksanakannya.


Terlepas dari itu, tentunya dalam pelaksanaan KMHDI Mengajar perlu memperhatikan dua hal berikut ini:

Sasaran dan target
Dalam hal ini, teman-teman KMHDI PD/PC se-Indonesia harus melakukan pendataan, observasi dan kajian singkat sebelum melaksanakan KMHDI Mengajar terhadap sasaran yang dituju untuk menerima materi dan wejangan-wejangan yang akan disampaikan saat pelaksanaan KMHDI Mengajar. Lalu targetnya berapa orang yang harus disasar, kelompok umur berapa? Karena kalau berbicara pengetahuan secara umum tentang agama sebagai penguatan Sradha, maka yang menjadi peserta bisa saja dari kalangan umum artinya tidak terbatas umurnya.
Hal ini, berkaitan dengan kondisi di masing-masing daerah misalnya sebagai contoh Pulau Buru – Maluku ketika berbicara tentang pendidikan perlu melibatkan orang tua, generasi muda dan anak-anak kenapa? karena penguatan dan pemahaman yang perlu diberikan pertama adalah kepada orang tua, bagaimana masa depannya anak setelah mendapat informasi tentang pendidikan melalui KMHDI Mengajar. Sebagaimana diketahui, alasan paling mendasar dari orang tua adalah biaya pendidikan, akses pendidikan dan informasi pendidikan oleh sebab harapnya selain memberikan pelajaran kepada anak-anak agar tak lupa memberikan gambar secara umum kepada orang tua murid betapa pentingnya meningkatkan sradha dan pentingnya pendidikan agama Hindu kepada generasi muda Hindu.

Lokasi pelaksanaan
Selanjutnya yang perlu diperhatikan saat melaksanakan KMHDi Mengajar adalah penentuan tempat pelaksanaan, lokasi yang dituju harus benar-benar diobservasi untuk memastikan kondisi pendidikan yang memang minim informasi dan minim akses pendidikan dan tertinggal atau baru “berkembang” dengan begitu maka setidaknya KMHDI hadir sebagai solusi yang tepat karena memberikan pembelajaran dan informasi disampaikan pun menjadi menarik sehingga harapan besar kita untuk mewujudkan pendidikan yang inklusif ini benar-benar tercapai.

Oleh sebab, PD/PC yang akan melaksanakan KMHDI Mengajar agar memastikan lokasi pelaksanaannya memang benar-benar tertinggal guna memastikan bahwa daerah tersebutlah perlu dilaksanakannya KMHDI Mengajar, jangan sampai masih ada Desa atau Dusun yang di wilayah PD/PC yang tertinggal dan jauh dari kemajuan dll, tetapi KMHDI Mengajar nya dilaksanakan ditempat atau sekolah-sekolah yang berkembang dan bahkan “maju” jika ini terjadi maka tujuan KMHDI untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa tertinggal bisa dimaknai.

Kenapa? karena masih ada daerah atau sekolah-sekolah yang tertinggal, namun yang kita laksanakan daerah dan sekolah yang sudah maju. Sama halnya seperti “garam yang ditaburi dilautan” air laut memang dasarnya sudah asing tapi kita masih mau berikan garam akhirnya garam yang kita tabur tidak memiliki dampak atau perubahan rasa, seperti KMHDI Mengajar yang dilaksanakan di Desa dan sekolah yang maju yang akhirnya hanya memberikan kesan bahwa kegiatan sudah selesai tapi dampaknya kurang signifikan karena mereka sebelumnya mereka sudah belajar apa yang disampaikan oleh kawan-kawan Relawan KMHDI Mengajar.

Dengan demikian, KMHDI Mengajar tidak semulus yang direncanakan, hal ini disebabkan karena masih banyak tantangan yang menjadi benteng halangan dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif. Jika, berbicara tantangan perlu kita ketahui bersama bahwa yang menjadi tantangan KMHDI dalam melaksanakan program tahunan ini adalah Sasaran dan lokasi, bisakah KMHDI Mengajar memberikan pengabdian ini kepada mereka yang membutuhkan? mampukah KMHDI Mengajar dilaksanakan didaerah-daerah terpencil? kiranya pembahasan diatas dapat di memberikan dorongan untuk kita semua guna melaksanakan KMHDI Mengajar yang tepat dengan sasaran dan berdasarkan pertimbangan lokasi yang telah di observasi. Jika kedua hal tersebut sudah sesuai maka percayalah manfaat dari program ini pun dapat dirasakan, walaupun nanti terkendala SDM dan pendanaan pastinya ada jalan keluar untuk melaksanakannya.

Penulis : Ongen Lehalima (Kader PC KMHDI Denpasar)

Share:

administrator