SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Badung, kmhdi.org – Sales adalah profesi yang sangat umum terdengar di telinga kita, profesi yang sudah pasti dimiliki setiap usaha. Profesi ini adalah tulang punggung sekaligus ujung tombak dari penjualan suatu produk usaha yang menjadi ‘inti’ dari aktivitas perdagangan. Sales memikirkan dari cara memasarkan, mengkampanyekan, mempromosikan, hingga yang paling inti daripada intinya adalah menjual.

Ada berbagai jenis profesi sales, seperti:

  1. Sales Representatif (SR) yaitu sales yang ditugaskan untuk menawarkan dan memasarkan produk berdasarkan area wilayah kerja, tugasnya adalah memastikan suatu produk dikenal oleh masyarakat di area yang menjadi wilayah kerjanya.
  2. Sales Eksekutif (SE) yaitu sales yang ditugaskan untuk mengeksekusi penjualan produk sesuai dengan target penjualan yang telah dirumuskan perusahaan.
  3. Sales Manager, yaitu sales yang bertugas untuk menyusun target penjualan, memastikan tim SR dan SE menjalankan tugas tanpa hambatan seperti memberikan pelatihan, pendampingan dan pengawasan, sehingga seluruh tim mampu mencapai target penjualannya.

Ditinjau dari bentuk kerjanya, Sales dibagi menjadi dua:

  1. Sales Kanvas, yaitu seorang sales yang door-to-door menawarkan dan membawa langsung barang yang dijual.
  2. Sales Taking Order (STO), yaitu seorang sales yang mengunjungi pembeli untuk menawarkan jumlah barang yang ingin dibeli.

Adanya jenis dan bentuk sales seperti diatas menjadikan sebuah perusahaan bisa merumuskan target penjualan produknya dengan strategi-strategi yang efektif, efisien dan ekonomis, dan semua ini tersusun dalam sebuah sistem perusahaan.

Apabila sebuah perusahaan tidak matang dalam membaca pasar dan memilih metode penjualan, maka hanya menghitung mundur waktu sampai perusahaan itu gulung tikar dan bubar.

Maka semakin relevan dan unggu produk yang dijual, dibantu dengan tehnik marketing yang sesuai dan berkesan, maka semakin laris dan membesar perusahaan tersebut.

Emang apa hubungannya kondisi KMHDI dengan profesi sales?

Sebagai seorang Ketua PC KMHDI Badung sekaligus seorang sales kanvas yang keliling bawa motor dilengkapi saddlebag, saya ingin meninjau kondisi KMHDI hari ini yang secara sudut pandang saya sedang tidak baik-baik saja.

Tulisan ini akan terdiri dari 4 bagian, dimana bagian 1 ini akan membahas tentang hasil akhir yang ingin diciptakan KMHDI

Hasil Akhir: Harus Kembali Pada Purwaka

Sebuah perusahaan harus punya hasil akhir yang diinginkan dalam visi yang besar dan bermakna luas, sehingga siapapun yang mengetahuinya akan tergugah untuk turut bergabung dan membesarkan perusahaan tersebut.

Secara tekstual kita tahu visi misi KMHDI yaitu “memperbesar jumlah kader mahasiswa Hindu yang berkualitas, menjadi wadah pemersatu dan alat pendidikan kader mahasiswa Hindu Indonesia”. Belum usai disana, dalam Purwaka KMHDI paragraf pertama kalimat terakhir dicantumkan harapan agar KMHDI mampu menciptakan produk hasil akhir berupa “intelektual Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma” yang “berlandaskan pada nilai suci Weda”.

Apakah narasi diatas sudah cukup untuk menggugah setiap orang untuk turut masuk dan membesarkan KMHDI? Tentu saja… jauh panggang dari api. Sebuah visi misi perusahaan haruslah besar, maju dan mudah dipahami setiap orang, sedangkan narasi KMHDI masih terlalu tinggi dan sulit dicerna oleh kaum awam. Ini adalah awal munculnya hambatan besar bagi KMHDI, yaitu produk hasil akhirnya kurang meyakinkan.

Sebagai sales, saya akan bantu membuat narasi visi misi KMHDI lebih mampu “terjual”.

Mari kita mulai tinjau dari dasarnya dasar. Dalam Purwaka disebut “berlandaskan pada nilai suci Weda”. Narasi ini terkesan berat dan sangat tinggi, kita harus mengurainya menjadi hal yang mudah dipahami, pesannya kuat, namun tidak lepas dari ajaran suci Weda itu sendiri.

Budaya pemikiran Hindu berkembang sesuai dengan konteks tempat, waktu, dan situasinya atau yang dikenal dengan istilah desa, kala, patra. Hal ini untuk mengklarifikasi bahwa ajaran Hindu yang akan saya tinjau adalah ajaran yang saya terima dari Bali dengan konsep ketuhanan Tri Murti: Brahma, Wisnu, Siwa.

Untuk merumuskan narasi yang kuat dan sederhana, maka hal pertama yang harus kita uraikan secara sederhana adalah narasi tentang Tri Murti.

Tri Murti adalah tiga percikan tuhan yang utama yang terdiri dari Dewa Brahma sebagai Dewa Pencipta, Dewa Wisnu sebagai Dewa Pemelihara dan Dewa Siwa sebagai Dewa Pelebur. Masing-masing dari mereka didampingi Dewi atau yang disebut juga dengan Sakti. Dimana Brahma didampingi oleh Sakti Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan, Wisnu didampingi oleh Sakti Dewi Laksi sebagai Dewi Kemakmuran, dan Siwa didampingi Sakti Dewi Durga sebagai Dewi Kekuatan.

Untuk menyederhanakan maknanya, mari kita hubungkan satu sama lain:

  1. Sang Pencipta, Saktinya Ilmu Pengetahuan

Pada poin pertama, kita ketahui bahwa Dewa Brahma dan Dewi Saraswati adalah simbol bahwa penciptaan (timbulnya hal baru) dapat terjadi apabila kita memiliki ilmu pengetahuan, maka sederhananya, Dewa Brahma dan Dewi Saraswati ingin kita menjadi manusia yang inovatif.

  1. Sang Pemelihara, Saktinya Kemakmuran

Kemakmuran adalah satu tahap dimana kita tidak lagi pusing untuk memikirkan kebutuhan dasar kita. Di poin ini kita sadar bahwa tidak mungkin bisa dicocokkan Wisnu dengan Saraswati, tidak mungkin orang yang lapar harus dikasih nasehat dan ilmu pengetahuan. Maka dengan sederhana saya bisa maknai bahwa Dewa Wisnu dan Dewi Laksmi ingin kita menjadi manusia yang makmur.

  1. Sang Pelebur, Saktinya Kekuatan

Saya merasakan kekeliruan sejak kecil ketika saya menganggap Dewa Siwa adalah Dewa Pelebur dan lebur artinya hancur. Kawan-kawan yang pernah mempelajari mapel kimia pasti mengetahui bahwa lebur adalah luluh atau mencair, sehingga dimungkinkan suatu benda yang sudah melebur untuk menyatu dengan benda lain. Saya beri contoh, bila sebuah tembaga (Cu) 1kg dengan titik leburnya yaitu 1.085 derajat selsius, dan sebuah timah (Sn) 200g dengan titik leburnya 231,9 derajat selsius dimasukkan ke dalam satu wadah dan dilebuh secara bersamaan, maka setelah keduanya meleleh, tercampur dan kembali memadat, yang kita dapatkan kini bukanlah 1kg tembaga dan 200g timah lagi, melainkan adalah 1,2kg perunggu. Ini menjelaskan bahwa tujuan Dewa Siwa dibantu oleh Kekuatan Dewi Durga untuk melebur bukanlah serta merta untuk menghancurkan, tetapi adalah untuk menyatukan. Dewi Durga sendiri adalah simbol dari “Kekuatan” yang diperlukan untuk melebur materi, kekuatan itu bisa berarti posisi atau jabatan dalam sebuah perusahaan atau organisasi yang dibutuhkan untuk “meleburkan ego” seseorang sehingga tujuan untuk menyatukan itu dapat tercapai. Dari penjelasan yang agak sedikit panjang ini saya memaknai bahwa Dewa Siwa dan Dewi Durga menginginkan kita menjadi manusia yang mampu memimpin dengan bijaksana.

Narasi yang kedua yang harus disederhanakan adalah kalimat dalam Purwaka KMHDI yang berbunyi “mewujudkan intelektual muda Hindu yang Moksartham Jagadhita Ya Ca Iti Dharma”. Kata ‘Moksa’ ini sungguh berat dan sangat spiritualis, maka KMHDI menyederhanakannya sebagai “Kebahagiaan lahir dan batin”.

Bila kita sandingkan dengan penjelasan Tri Murti diatas, maka kita dapati narasi pertama tentang hasil akhir: “KMHDI ingin semakin banyak intelektual Hindu yang Inovatif, Sejahtera, dan Bijaksana”.

Bila kalimat tersebut dirasa masih belum cukup ringan untuk orang awam, maka bisa disederhanakan lagi menjadi narasi kedua “KMHDI ingin mahasiswa Hindu nanti bisa jadi pintar, kaya, dan punya jabatan”.

Yang kedua terdengar pragmatis? itulah bahasa sales, apapun disederhanakan agar jadi prospek selama tidak membelakangi visi misi perusahaan. Jika sales punya jargon, maka bunyinya adalah “Hidup Target Penjualan!”.. HAHA..

Tulisan ini akan saya lanjutkan pada Bagian 2: Target Pasar KMHDI.

Terimakasih sudah membaca…. (^-^ )

Penulis : Arya Dhanyananda (Ketua PC KMHDI Badung)

Share:

administrator