Buleleng, kmhdi.org – Sanggar Seni Anglocita Suara adalah wadah kreatif yang berfokus pada pelestarian seni budaya Bali. Sanggar ini menawarkan pelatihan seni tradisional Bali, termasuk kelas tari dan tabuh, serta fasilitas seperti Gong Kebyar, Gamelan Gender, Gamelan Angklung, dan pakaian tari. Sanggar ini juga rutin mengadakan acara “Malam Gelar Seni” untuk evaluasi dan pengembangan bakat generasi muda. Selain itu, sanggar ini berperan aktif dalam menghidupkan kembali seni-seni tradisional Buleleng yang hampir tenggelam oleh arus modernisasi.
Sanggar ini dipimpin oleh Putu Aldi Philberta (27), seorang maestro seni karawitan Bali yang berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan seni tradisional Bali. Dengan pengalaman tampil di berbagai panggung internasional, seperti Cheonan Dance Art Festival di Korea Selatan dan Aula Hasanuddin di Kuala Lumpur, Malaysia, Aldi memiliki visi besar untuk menjadikan seni budaya Bali tetap relevan di era globalisasi. Sanggar ini juga menjadi rumah bagi generasi muda yang ingin mengeksplorasi, mempelajari, dan memperdalam seni budaya Bali.
Terletak di Desa Penarukan, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, sanggar ini menjadi pusat seni di kawasan tersebut. Keberadaan sanggar ini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menjadi inspirasi bagi komunitas seni lainnya di Bali dan Indonesia.
Sanggar Seni Anglocita Suara didirikan pada tahun 2015 dan terus aktif hingga saat ini. Dengan usia hampir satu dekade, sanggar ini telah membangun pondasi kuat dalam pengembangan seni tradisional Bali dan menjadi salah satu sanggar yang diakui di tingkat lokal dan internasional.
Sanggar ini berdiri dengan tujuan melestarikan seni, budaya, dan tradisi Bali yang telah diwariskan secara turun-temurun. Dalam menghadapi modernisasi, sanggar ini melihat peluang untuk memperkenalkan seni budaya Bali kepada dunia sekaligus mendidik generasi muda agar mencintai seni tradisional yang kaya dengan nilai luhur. Aldi menekankan pentingnya regenerasi dan inovasi untuk memastikan bahwa seni tradisional tidak hanya bertahan tetapi juga berkembang di tengah perubahan zaman.
Melalui program pelatihan seni dengan biaya terjangkau (Rp 50 ribu untuk pendaftaran dan Rp 80 ribu per bulan), Sanggar Anglocita Suara menyediakan sarana dan prasarana yang memadai bagi para peserta didik. Sanggar ini juga aktif dalam kegiatan ngayah di pura-pura Bali maupun luar Bali, memperkuat hubungan spiritual dan sosial melalui seni. Selain itu, acara “Malam Gelar Seni” yang rutin diadakan bertujuan melatih mental dan meningkatkan kepercayaan diri anak-anak didik dalam menghadapi audiens.
Melalui sanggar ini, diharapkan mampu menjaga dan memperkenalkan warisan budaya Bali kepada dunia. Harapannya generasi muda Bali semakin sadar akan pentingnya seni, budaya, tradisi, dan adat yang telah menjadi bagian penting dari identitas kita sebagai bangsa. Sanggar Seni Anglocita Suara adalah bukti bahwa seni tradisional dapat terus berkembang menghadapi tantangan zaman tanpa kehilangan identitasnya, generasi muda harus memastikan bahwa warisan budaya Bali akan tetap hidup dan relevan hingga masa depan. Tentu dalam menjaga budaya sebagai salah satu warisan leluhuh yang harus kita lestarikan, budaya juga merupakan bagian dari identitas bangsa peran-peran ini perlu saling bersinergi antara pelaku seni, stakholder dn penikmat seni yang mendukung adanya pentas-pentas seni dalam kegiatan-kegiatan, sehingga budaya seni tradisional dan hiburan modern berjalan saling beriringan.
Buleleng berdasarkan sejarahnya memiliki histori yang kuat bahkan budaya yang ada terjaga sampai saat ini, warisn ini menjadi identitas Buleleng dan perlu dijaga oleh seluruh pihak slah satunya peran pemuda harus mengambil peran sebagi pelaku seni, bukan sebagai penikmat saja.
Sebagai anggota KMHDI, kami percaya bahwa pelestarian seni dan budaya lokal adalah bentuk nyata dari pengabdian kepada masyarakat dan wujud cinta terhadap tanah air. Buleleng, dengan warisan budaya yang kuat, membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk pemuda, untuk memastikan seni tradisional tetap hidup dan berkembang. Sanggar Seni Anglocita Suara menjadi bukti bahwa seni bukan hanya hiburan, tetapi juga cara untuk memperkenalkan identitas lokal ke kancah dunia.
Oleh karena itu, kami mengajak seluruh kader KMHDI, baik di Buleleng maupun di seluruh Indonesia, untuk lebih aktif mengambil peran dalam pelestarian budaya, seperti yang dilakukan oleh Sanggar Anglocita Suara. Melalui seni, kita tidak hanya menjaga warisan leluhur, tetapi juga memperkuat identitas bangsa di tengah tantangan zaman. Sudah saatnya pemuda Hindu menjadi motor penggerak yang menjadikan seni budaya tradisional sebagai sumber inspirasi dan kebanggaan bagi generasi mendatang.
Penulis : Dodi Kurniata (Anggota PC KMHDI Buleleng)