![]()
Oleh: Ni Luh Sinta Yani (Ketua PC KMHDI Buleleng)
Saat mengadakan penelitian internal, saya mendengar beberapa keluh kesah yang dialami oleh kader saya yang memang jarang sekali hadir dalam kegiatan. Kurang lebih mereka menyampaikan seperti ini: “Saya ikut KMHDI untuk mendapatkan pengalaman organisasi yang baru dan berbeda. Tetapi ketika saya masuk ke dalamnya, ternyata sama saja antara KMHDI dengan organisasi di kampus yang saya ikuti. Membuat program kerja, bentuk kepanitiaan, rapat, pelaksanaan, evaluasi, dan LPJ. Begitu siklus seterusnya, tidak ada hal lebih yang saya dapat”. Jlebbb!
Permasalahan kaderisasi yang hanya mengutamakan kegiatan seremoni tanpa memperhatikan substansi kegiatan dapat menjadi masalah serius dalam sebuah organisasi dan kerap menjadi bahan diskusi saya dengan teman-teman lainnya. Kader-kader saya termasuk saya juga, sering sekali dipusingkan dengan persiapan kegiatan apapun yang menjadi program di KMHDI. Entah itu siapa masuk sie apa, penentuan koordinator, berapa beli konsumsi, mau mengundang siapa, dan lain-lain. Bukan berarti ini tidak penting, tapi apakah meriahnya suatu kegiatan menjadi indikator penentu keberhasilan kaderisasi di KMHDI? Apakah kegiatan seremoni dapat membantu dalam membangun identitas dan karakter organisasi, atau justru menjadi hambatan bagi pengembangan organisasi?
Selama kurang lebih lima tahun berproses di PC KMHDI Buleleng, saya melihat sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi ini bisa dikatakan stagnan pada kemampuan memanajemen sebuah kegiatan, namun sering kali melupakan substansi adanya acara tersebut. Semisal dalam kegiatan diskusi atau pelatihan, yang kami pusingkan adalah siapa pematerinya, dimana tempatnya, berapa jumlah konsumsinya, dan siapa saja pesertanya. Kami tidak fokus terhadap isu apa yang akan didiskusikan dan mengumpulkan referensi-referensi tertentu sebagai bekal dan bahan diskusinya. Ironisnya, terkadang kami yang berperan sebagai panitia tidak ikut serta dalam proses diskusi atau pelatihan. Peran kami seolah-olah hanya sebagai ‘pelayanan’ bagi peserta yang hadir di sana.
Akibat yang saya rasakan adalah saya mengalami kesulitan mencari kawan dan lawan dalam berdiskusi dan bertukar pikiran. Saya juga melihat masih kurangnya pengembangan kemampuan dan keterampilan kader. Kegiatan seremoni biasanya hanya menekankan pada aspek formalitas, tata cara, dan protokoler, tanpa memberikan kesempatan kepada kader untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan yang lebih penting dalam menjalankan tugas organisasi. Kegiatan seremoni yang hanya mengejar formalitas atau tampilan luar yang kemudian membuat organisasi kehilangan fokus pada tujuan utama yang seharusnya menjadi prioritas. Akibatnya, organisasi menjadi kurang efektif dalam mencapai tujuan dan visinya. Fokus yang terlalu besar pada seremoni dapat membuat organisasi kehilangan semangat untuk mengembangkan ide-ide baru dan inovasi dalam menjalankan kegiatan. Kader hanya terpaku pada pola kegiatan yang sudah ada dan sulit untuk berinovasi.
Sekali lagi, soal SDM yang mampu membuat kegiatan besar, saya berani mengadu kader-kader saya di Buleleng. Tapi untuk menemukan kader-kader pemikir dan kritis, saya mengakui bahwa kami masih cukup jauh. Mendengar kata diskusi saja, banyak kader-kader yang ketakutan seakan-akan diskusi itu adalah hal yang menyeramkan. Apalagi mendengar berbagai macam proses kaderisasi yang harus dijalani di KMHDI. Bahkan ini menjadi salah satu faktor juga banyak kader yang tidak aktif.
Untuk mengatasi masalah ini, KMHDI perlu mengevaluasi kembali prioritas dan tujuan kaderisasi, serta memberikan perhatian yang lebih besar pada substansi kegiatan dan pengembangan kader secara holistik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada kader untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang lebih substansial, seperti pengembangan diri, pelatihan, peningkatan kapasitas, dan program-program yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Meskipun KMHDI dapat mengadakan acara atau kegiatan sebagai bagian dari upaya untuk mencapai tujuannya, namun KMHDI bukanlah organisasi event organizer yang secara khusus bergerak dalam penyelenggaraan acara atau kegiatan. Fokus utama KMHDI adalah pada pengembangan diri mahasiswa Hindu, serta berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
