![]()
Bandung, kmhdi.org – Sebagai bagian dari rangkaian pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XVI Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), kuliah umum bertajuk “Dasasila Bandung: Pondasi Indonesia Menjadi Poros Kekuatan Dunia” disampaikan oleh R. Widya Setiabudi Sumadinata. Dalam sesi ini, Sumadinata membahas sejarah dan konteks geopolitik yang melatarbelakangi Konferensi Asia-Afrika (KAA) 1955 serta tantangan dan peluang yang dihadapi Indonesia dalam dinamika global saat ini. (31/10)
Sumadinata menjelaskan bahwa KAA 1955 diadakan sebagai respons terhadap situasi pasca Perang Dunia II yang berakhir pada tahun 1945.
“Setelah perang, dunia terbelah menjadi dua blok: blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. Pada saat yang sama, masih terdapat banyak negara yang terjajah di Asia dan Afrika,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa meskipun banyak negara telah merdeka, konflik antarkelompok masyarakat tetap terjadi sebagai dampak dari warisan penjajahan.
Dalam pembahasan mengenai geopolitik, Sumadinata mengungkapkan bahwa tren global saat ini menunjukkan perubahan signifikan, termasuk pertumbuhan ekonomi yang pesat di China, dampak dari teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) yang semakin berkembang, dan peningkatan populasi dunia yang memengaruhi dinamika sosial dan ekonomi.
“Teknologi AI mengubah cara kita berinteraksi dan bekerja, tetapi juga membawa tantangan baru dalam hal etika dan keamanan,” tambahnya.
Ia juga menyoroti melemahnya sistem multilateralisme dan munculnya strategi hybrid warfare yang menggabungkan elemen militer dan non-militer dalam konflik modern.
“Dalam konteks ini, Indonesia harus mampu memposisikan diri sebagai kekuatan yang stabil dan berpengaruh di tengah dinamika global yang semakin kompleks,” tegasnya.
Sumadinata mengajak peserta kuliah umum untuk memahami pentingnya peran Indonesia dalam menciptakan perdamaian dan stabilitas global. Ia menegaskan bahwa dengan berpegang pada nilai-nilai Dasasila Bandung, Indonesia dapat menjadi poros kekuatan dunia yang mendorong kerja sama dan kemitraan yang adil dan setara.
Melalui kuliah umum ini, Sumadinata berharap agar kader KMHDI dapat menggali lebih dalam pemahaman tentang geopolitik dan mengambil peran aktif dalam menciptakan solusi untuk tantangan yang dihadapi Indonesia di pentas dunia. Dengan demikian, Indonesia dapat berkontribusi positif terhadap perdamaian dan pembangunan yang berkelanjutan.
