![]()
Denpasar, kmhdi.org – Dahulu kala cendekiawan dan resi terkemuka menyatakan bahwa terdapat empat golongan masyarakat sesuai dengan pekerjaan mereka: Brahmana, Ksatria, Vaisya, dan Sudra. Brahmana adalah kaum terpelajar. Mereka adalah orang-orang yang menurunkan pengetahuan penting bagi generasi selanjutnya. Kaum ini mendapat nafkah melalui daksina atau pemberian murid.
Ksatria adalah kaum penguasa pemerintahan. Mereka adalah orang-orang yang membuat kebijakan untuk bangsanya sendiri. Kaum ini mendapatkan nafkah melalui upeti yang mirip seperti pajak.
Vaisya adalah kaum pedagang dan pemilik modal. Mereka bertugas memastikan ketersediaan pangan dan barang-barang kebutuhan melalui kegiatan pertanian dan perdagangan. Kaum ini bisa mendapatkan nafkah dari hasil jual beli barang dagangan.
Terakhir adalah Sudra. Mereka adalah kaum pekerja yang bertugas melayani ketiga Varna sebelumnya. Kaum ini biasa mendapatkan nafkah dari upah.
Ketika era modern telah menginfansi, empat Varna ini bertransformasi menjadi struktur peradaban modern yang lebih kompleks. Satu Varna bisa memiliki turunannya tersendiri dan setiap orang juga bisa memiliki lebih dari satu profesi utamanya. Sehingga dalam hal ini, definisi empat Varna tampak tidak relevan lagi di era modern. Kasus yang sama juga pernah terjadi dalam ilmu kosmologi dan kimia. Dulu kita hanya mengenal empat unsur (tanah, api, air, udara), lalu berubah menjadi tujuh unsur (tanah, api, air, udara, ruang, pikiran), dan di era sekarang menjadi 118 unsur kimia.
Saya melihat suatu saat nanti empat Varna dalam Hindu juga seperti itu. Kita mengenal empat Varna dalam Hindu, dan ke depan empat Varna ini akan bertransformasi menjadi puluhan dan mungkin ratusan profesi berbeda, seperti ilmuwan, peneliti, investor, pemilik bisnis, dan sebagainya. Tentunya empat Varna dalam Hindu sudah tidak relevan lagi. Hal ini dikarenakan aturan sekaligus ruang lingkupnya sudah mengalami perubahan.
Kita mungkin bisa mendefinisikan CEO startup sebagai seorang Vaisya. Namun definisi Vaisya dalam Hindu adalah pedagang yang menjual hasil bumi atau ternak. Sedangkan di era sekarang CEO startup bisa saja adalah seorang investor yang hanya punya uang tapi tidak punya keterampilan menjual atau menghasilkan produk.
Lantas bagaimana harusnya sekarang? Sama seperti empat unsur alam semesta yang dikemukakan oleh Aristoteles yang hari ini sudah digantikan dengan 118 unsur kimia, maka Hindu pun akan seperti itu.
Ilmu pengetahuan apa pun itu, entah Veda, sains, dan lainnya akan terus mengalami transformasi. Bukan berarti transformasi itu salah, namun ini adalah bukti bahwa pengetahuan manusia telah berkembang seiring zaman.
Penulis: Panca Kusuma Ramadi (Pengurus PC KMHDI Denpasar)
