![]()
Klungkung, kmhdi.org – Di era digitalisasi yang terus berkembang pesat, teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai anggota Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), saya melihat bahwa teknologi tidak hanya sekadar alat, tetapi juga kekuatan yang dapat memperkuat peran organisasi dalam membangun kader dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
Teknologi membuka berbagai peluang bagi KMHDI. Melalui platform digital seperti media sosial, website, dan aplikasi berbasis teknologi, organisasi dapat menjangkau lebih banyak kader hingga ke pelosok daerah. Kegiatan seperti diskusi, pelatihan, dan rapat koordinasi kini bisa dilaksanakan secara daring, yang sangat membantu dalam mengatasi keterbatasan waktu dan jarak. Dengan teknologi, penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan efisien, sehingga organisasi dapat lebih adaptif terhadap kebutuhan anggotanya.
Namun, digitalisasi juga membawa tantangan tersendiri. Salah satu tantangan utamanya adalah kesenjangan teknologi di antara para kader. Tidak semua anggota memiliki perangkat atau akses internet yang memadai. Selain itu, tidak semua kader memahami penggunaan teknologi dengan baik. Hal ini seringkali menjadi hambatan dalam pelaksanaan program berbasis digital.
Perubahan budaya kerja dalam organisasi juga menjadi tantangan lain. Penerapan sistem manajemen berbasis teknologi seperti ERP membutuhkan pelatihan khusus dan komitmen penuh dari seluruh kader untuk menjalankannya dengan konsisten. Di sisi lain, keamanan data juga menjadi perhatian penting. Organisasi harus mampu melindungi data anggotanya dari ancaman digital yang semakin kompleks.
Sebagai anggota KMHDI, saya merasa bahwa teknologi adalah peluang besar untuk meningkatkan efektivitas organisasi. Namun, hal ini harus diimbangi dengan kesiapan sumber daya manusia dan infrastruktur yang memadai. Peran anggota KMHDI di tingkat daerah dan cabang sangat penting dalam mendukung implementasi teknologi ini. Anggota di daerah dapat membantu menyebarkan informasi digital ke masyarakat setempat, menjadi penghubung antara organisasi dan komunitas lokal, serta memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan program kerja yang relevan dengan kebutuhan wilayah mereka.
Sementara itu, anggota di tingkat cabang memiliki peran strategis dalam memastikan program berbasis teknologi berjalan sesuai rencana. Mereka dapat mengelola data anggota, memperkuat media sosial cabang, serta mengorganisir kegiatan berbasis digital yang mendukung pengembangan kader di daerah masing-masing. Dengan peran aktif ini, teknologi tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi juga sarana untuk membangun solidaritas dan kontribusi nyata bagi masyarakat.
Sebagaimana diungkapkan dalam jurnal “Literature Review Determinasi Struktur Organisasi: Teknologi, Lingkungan dan Strategi Organisasi“ yang diteliti oleh Mela Julia dan Alifah Jiddal Masyruroh, “Hubungan antara Teknologi Informasi dan Organisasi semakin tidak dapat dipisahkan, saling terkait menuju perubahan organisasi yang bersifat adaptif, tanggap, memiliki fleksibilitas yang tinggi, dan organisasi masa depan adalah organisasi yang bersifat organis. Pemanfaatan teknologi informasi yang kategoris serta didukung oleh kompetensi anggota yang menjalankannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan atau kinerja individu yang saling terkait. Dampak dari teknologi informasi adalah terhadap individual pemakai dan meningkatkan kinerja perusahaan.”
Mengutip pernyataan tersebut, teknologi tidak hanya menjadi alat pendukung, tetapi juga pendorong perubahan organisasi menuju adaptasi dan fleksibilitas yang lebih baik. Bagi KMHDI, hal ini menjadi peluang besar untuk terus mengembangkan diri, beradaptasi dengan zaman, dan tetap relevan sebagai organisasi yang mendukung kemajuan generasi muda Hindu. Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, teknologi dapat menjadi sarana utama untuk mewujudkan organisasi yang lebih maju, dinamis, dan berdampak.
Penulis : I Gede Bagus Arthana (Anggota Departemen DDI PP KMHDI)
