SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – Sudah menjadi hal yang lumrah bahwa hidup di dunia ini penuh dengan penderitaan, cobaan, dan ketidakbahagiaan. Namun apa yang harus kita lakukan sebagai masyarakat penganut Veda menyikapi hal ini? Haruskah kita bunuh diri saja? Atau justru pindah agama?

Pertanyaan ini tentu menjadi hal yang menarik sebab semua orang merasakan betapa hebatnya dunia ini membawa kita pada ketakutan dan kecemasan. Tentu kita sebagai umat Veda perlu menyadari hal ini.

“Wasana artinya semua perbuatan yang telah dilakukanya di dunia ini orang akan mengecap akibat perbuatanya di alam lainya, pada kelahiran nanti, apakah akibat itu akibat yang baik atau yang buruk, apa saja perbuatan yang dilakukannya pada akhirnya akan semua itu menghasilkan buah, hal ini adalah seperti periuk yang diisikan kemenyan walaupun kemenyannya sudah habis dan periuknya di suci bersih – bersih namun tetap saja masih ada bau kemenyan yang melekat pada periuk itu. Inilah yang disebut vasana seperti itu juga halnya dengan karma vasana. Ia ada pada atma. Ia melekat padanya, ia mewarni atma” ((Wrhaspati Tattva 3)

Kita harus paham bahwa apa yang kita dapatkan baik yang membahagiakan atau yang membuat kita sedih adalah hasil dari karma kita terdahulu. Hal ini kita pahami sebagai Karmaphala sebagai salah satu dari 5 keyakinan umat Hindu.

“Didunia, karma itu diumpamakan sebagai warisan, artinya baik buruk karmaphala yang di peroleh tergantung kepada baik buruk perbuatan kita dahulu. Artinya kita semua di kuasai oleh purwakarma atau perbuatan yang dahulu pernah dilakukan.” (Sarasamuscaya 358)

Apa yang telah kita perbuat pada hari ini akan berdampak pada kehidupan kita dimasa depan. Begitupun juga dengan apa yang kita dapatkan pada hari ini adalah buah karma kita pada masa terdahulu. Apakah kita bisa menghindar? Tentu tidak. Kita harus menerimanya.

“Mau tidak mau perbuatan terdahulu itu akan dikecap hasilnya semua oleh yang berbuat lagi pula buah perbuatan itu tidak akan keliru perginya menuju kepada yang dulu berbuat, seperti anak lembu tidak akan keliru mencari induknya, walaupun beratus ratus lembu yang sedang menyusui bercampur dengan anak lembu itu, namun lembu itu ingat saja, tidak keliru mendapatkan induknya.” (Sarasamuscaya 359)

Kita tentu harus menerima semua hal baik dan buruknya sebuah kehidupan yang pernah kita jalani. Sebab itu semua adalah buah karma kita. Dan mungkin kita akan merasa menyesal setelah mengetahui dampak dari perbuatan kita yang tidak baik. Dan memaknai hal ini, sudah pasti kita pun harus tau apa yang akan kita lakukan selanjutnya, yakni berbenah diri dan berbuat baik serta mencoba untuk menyembah Siva. Kenapa menyembah Siva?

Dalam kitab Purana telah dijelaskan bahwa Tuhan Siva adalah lautan belas kasihan. Ia adalah insan yang menyayangi semua makhluk yang penuh derita dan duka. Untuk itu tidak salah jika kita yang sudah menyesal dengan segala tindakan buruk terdahulu meminta bantuan agar dijauhkan dari penderitaan dan sifat sifat jahat.

“Banyak para pendosa yang menyesal dan bertobat, lalu melakukan meditasi kepada Siva dan telah mencapai pembebasan.” (Siva Purana Mahatmyam 4.14)

Mungkin kita merasakan duka hari ini, namun niscaya ketika kita tidak goyah dan mau memperbaiki kehidupan selanjutnya maka kita harus berbuat Dharma. Hari yang telah berjalan hanya bisa kita nikmati, namun masa depan bisa kita perbaiki.

Referensi :
Subrata, I. N. (2019). Ajaran Karmaphala menurut Susastra Hindu Perspektif dalam Kehisupan Sehari-Hari. Sanjiwani: Jurnal Filsafat, 10(1), 53-62.
Sanjaya, G.Oka. (2010). Siva Purana Vol 1. Paramita
Tim Pengkaji dan Penerjemah Pustaka Suci Veda (2021). Sarasamuccaya dan terjemahannya. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementrian Agama RI

Ditulis oleh : I Gede Panca Kusuma Ramadi (Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan PC KMHDI Denpasar 2023-2025)

Share:

administrator