Klungkung, kmhdi.org – Sebagai seseorang yang berlatar belakang pendidikan ilmu komputer dan saat ini menjadi bagian dari Departemen Data dan Informasi (DDI) PP KMHDI, saya sering merenungkan bagaimana teknologi, khususnya website, dapat berkontribusi besar bagi organisasi seperti KMHDI. Dalam era digital ini, website bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga platform strategis untuk menyampaikan informasi, mengelola data, dan mendorong kader menjadi lebih produktif secara intelektual.
Mengapa Website Penting bagi KMHDI?
Bagi saya, Website merupakan salah satu wajah digital organisasi. Ia adalah ruang pertama yang diakses masyarakat ketika ingin mengenal lebih jauh tentang KMHDI. Lebih dari sekadar tempat berbagi berita kegiatan, website seharusnya menjadi platform multifungsi yang diantaranya adalah:
Sebagai lulusan ilmu komputer, saya melihat website KMHDI tidak hanya sebagai halaman statis, tetapi sebuah ekosistem digital yang dinamis. Dengan memanfaatkan fitur-fitur interaktif, website bisa menjadi wadah yang lebih dari sekadar pengumuman kegiatan, melainkan ruang partisipasi kader secara intelektual.
Website KMHDI sebagai Broker Informasi
Selama menjalankan tugas saya di Departemen DDI, saya melihat potensi yang cukup besar, salah satunya adalah bagaimana menjadikan website KMHDI sebagai broker informasi yang benar-benar efektif. Artinya, website ini harus mampu menjembatani kebutuhan anggota, baik sebagai sumber informasi resmi maupun sebagai ruang untuk berbagi gagasan.
Sejauh ini, website KMHDI telah mulai dihidupkan dengan berbagai publikasi, termasuk opini dari beberapa kader yang cukup aktif menulis. Fenomena saling bersahutan dalam menyampaikan opini tentang isu agama, negara, atau sosial melalui website menunjukkan potensi besar platform ini. Namun yang terjadi di lapangan, partisipasi kader yang aktif menulis masih terbatas pada segelintir kader.
Berdasarkan data yang di himpun oleh Departemen DDI PP KMHDI yang dilaporkan saat Rakornas XVI beberapa waktu lalu, dari 473 tulisan yang di muat dalam website kmhdi.org hanya ada 75 tulisan yang berisi opini kader, artinya hanya 0,16% dari seluruh tulisan yang di publish, dan itupun merupakan dari tulisan beberapa kader saja. Sedangkan apabila melihat data jumlah anggota yang terdata dalam ERP system, dalam satu tahun terakhir ada 781 kader di seluruh Indonesia. Itu pun hanya yang terdata saja, tentunya masih ada yang belum terdata oleh ERP system KMHDI.
Dengan melihat mulai massif nya pelaksanaan KT-1 seharusnya masih banyak ide brilian dari Kader KMHDI yang belum berani atau mungkin enggan untuk beropini. Saya sedikit berhayal, apabila kita mengambil data untuk 3 tahun terakhir yang kita anggap saja ada 3.000 kader di seluruh Indonesia karena dari hasil hitungan dari departemen DDI setidaknya ada 1.000 kader baru setiap tahunnya. Kalau di ambil 5% saja dari data kader keseluruhan, maka sudah ada 150 opini yang akan terpublish. Itun kalau 1 orang kader hanya membuat 1 tulisan, bagaimana kalau 1 kader membuat lebih dari 1 tulisan? Silahkan di hitung sendiri, seberapa banyak opini yang akan terpublish.
Tantangan dan Harapan
Sebagai anggota DDI, saya menyadari bahwa mengelola website bukan hanya soal teknis seperti desain atau navigasi. Tantangan terbesar adalah bagaimana mendorong kader untuk melihat website sebagai milik bersama, ruang di mana mereka dapat bebas berbagi pemikiran dan ide.
Pada tahun pertama kepengurusan, kami telah mencoba mengatasi tantangan ini dengan melaksanakan DDI Class. Program ini dirancang untuk melatih kader dalam menulis dan memahami pentingnya publikasi melalui media digital. Namun, partisipasi lanjutan dari daerah masih kurang maksimal.
Melihat hal ini, saya berharap pada tahun kedua kepengurusan, program serupa dapat diadakan kembali dengan pendekatan yang lebih inklusif. Mungkin, kami bisa menambahkan sesi mentoring langsung atau membangun komunitas kecil penulis di setiap daerah yang saling mendukung, dan tentunya ini bukan tugas Pimpinan Pusat sendiri karena menurut saya yang membentuk pola piker kader adalah yang terdekat dengan kader itu sendiri, dalam hal ini adalah PD/PC yang melakukan kaderisasi secara langsung.
Website Sebagai Ruang Intelektual
Website KMHDI harus lebih dari sekadar tempat berbagi informasi. Sebagai lulusan ilmu komputer, saya membayangkan platform ini sebagai ruang intelektual di mana kader KMHDI dapat berbicara tentang isu-isu strategis, menyampaikan gagasan, dan bahkan menawarkan solusi atas berbagai persoalan.
Saat ini, tulisan-tulisan opini yang sudah dipublikasikan memang menjadi awal yang baik. Namun, saya membayangkan seharusnya lebih banyak kader yang terlibat, sehingga website ini benar-benar merepresentasikan keberagaman ide dan pemikiran dari seluruh kader KMHDI di Indonesia sebagai salah satu indikator bahwa Visi Misi mewujudkan Kader yang berkualitas bukan hanya sekedar omon-omon di forum saja.
Penutup
Bagi saya, website adalah bukti nyata bagaimana teknologi dapat mendukung misi organisasi. Di Departemen DDI, kami terus berusaha mengembangkan website KMHDI agar tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga wadah diskusi intelektual yang inklusif. Dengan kolaborasi semua pihak, saya yakin website KMHDI dapat menjadi ruang yang tidak hanya relevan, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi organisasi, anggota, dan masyarakat luas.
Kini, saatnya kita semua, sebagai kader KMHDI, mengambil peran. Karena website ini adalah milik kita bersama, tempat di mana setiap ide dihargai dan setiap gagasan disuarakan. Namun sebelum menuju jauh kesana mari kita mengevaluasi, apa yang masih kurang selama ini?
Penulis : I Gede Bagus Arthana (Anggota Departemen Data Dan Informasi PP KMHDI)