Palembang, kmhdi.org – Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (Sekjend PP KMHDI), Teddy Chrisprimanata Putra mendorong seluruh kader KMHDI Palembang untuk menggunakan sosial media dengan optimal untuk menyuarakan pelbagai persoalan umat Hindu, khususnya Palembang. Pesan tersebut disampaikan pada penutupan Sabha V PC KMHDI Palembang, Minggu, Wantilan Pura Agung Sriwijaya (8/9) .
Teddy menyebut bahwa hari ini sosial media menjadi alat yang sangat kuat dan potensial untuk digunakan dalam upaya menyelesaikan persoalan umat Hindu se-antero Indonesia. Tetapi instrumen tersebut menjadi kekuatan besar apabila semua kader bersatu dalam satu barisan perjuangan.
“Hari ini sosial media laiknya pisau bermata dua. Di satu sisi ini jadi sebuah kekuatan, tapi di sisi lain menjadi sebuah ancaman. Tapi saya ingin mengajak kalian semua untuk berfokus pada potensi kekuatannya,” terang Teddy.
Ia menambahkan bahwa apabila kader berfokus pada potensi kekuatan sosial media dan bersama-sama menyuarakan isu keumatan, maka niscaya perjuangan yang dilakukan akan bermuara pada hasil-hasil yang diharapkan.
“Jika kita bersatu untuk bersama-sama menyuarakan isu-isu keumatan, dan menyalurkan keresahan tersebut ke instansi-instansi terkait, maka saya sangat yakin perjuangan kita di KMHDI akan berhasil. Di titik itulah sejatinya umat akan merasakan kebermanfaatan KMHDI,” jelas Teddy.
Teddy menerangkan bahwa KMHDI saat ini sedang mengadvokasi permasalahan umat di Konawe, Sulawesi Tenggara yang sedang dihadapkan masalah penyerobotan lahan oleh warga lokal yang luasnya hingga ratusan hektar.
“Saya beri contoh, hari ini KMHDI bekerja sama dengan banyak pihak untuk mengadvokasi masalah yang dihadapi umat di Konawe, Sulawesi Tenggara. Ratusan hektar lahan yang dimiliki saudara-saudara kita diserobot oleh warga lokal, dan kita sedang memperjuangkan hal tersebut,” tutup Teddy.
Dalam Sabha V PC KMHDI Palembang telah terpilih Made Arya Sedayantana sebagai Ketua PC KMHDI Palembang 2024-2026 dan memilih Adriano Satya Tirtayatra sebagai Sekretaris dan Ni Wayan Novitasari sebagai Bendahara.
