Mahasiswa atau pemuda tidak hanya menoton melakukan rutinitas yang dianggap ringan dan sesuai dengan perannya sebagai akademisi yang focus di kampus saja. Hal ini disampaikan oleh Presidium Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), Made Wirayasa dalam acara Malam Sastra perayaan Hari Raya Saraswati di Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta pada Sabtu (19 Agustus 2017) kemarin.

Kegiatan malam sastra ini diadakan oleh BEM Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara (STAH DN) Jakarta dengan mengangkat tema meningkatkan peran generasi muda Hindu yang lebih progresif. Sebagai pemateri Made Wirayasa dari Presidium KMHDI, Ketut Budiawan dari dosen STAH DNJ, dan Made Widhi Adnyana Surya dari Ketua DPP Peradah DKI Jakarta. Nampak acara ini dihadiri oleh lebih dari 50 orang peserta dari mahasiswa dan tokoh umat Hindu.
“Mahasiswa memiliki peran penting dalam kehidupan social. Mahasiswa dan pemuda telah mengambil peran dan tanggungjawab yang memberikan arti dalam tatanan berbangsa dan bernegara, sehingga mahasiswa sering disebut sebagai pemikir, penggagas dan penggerak perubahan”, jelas Wirayasa dalam materinya.
Dia juga menjalaskan bahwa menjadi mahasiswa Hindu tidak hanya mempunyai kewajiban sebagai seorang Brahmacari yang baik, tapi juga memiliki tanggungjawab akan Dharma Agama dan Dharma Negara.
“Kita tidak hanya dituntut menjadi Brahmacari yang baik, tapi juga mampu menjalankan swadarmaning Agama dan Negara dengan baik juga” tambah Pria asal Lampung ini.
Kemudian dia juga menegaskan bahwa peran yang diambil oleh seorang mahasiswa akan menjadikan dia terus menerus berpikir sehingga pikirannya akan terus diasa. Mengasa pemikiran akan menambah kecerdasan manusia dalam menghadapi persoalan – persoalan yang mungkin menghampirinya.
“Mahasiswa harus bisa menjadi The Future Man Bangsa. Dan Mahasiswa khususnya kader KMHDI sebagai bagian dari komponen Bangsa harus mampu memikul peran tersebut” tegas Wirayasa.