PERESMIAN PURA AGUNG GIRI KERTHA BHUWANA
“ BAKTI DAN KETULUSAN UMAT HINDU KOTA KUPANG “
Peliput :
= Kadek Ratna / PD KMHDI NTT =
Part. 1
Kupang, NTT. Perjuangan dan pengorbanan Umat Hindu di Kota/Kabupaten Kupang yang berlandaskan bakti dan ketulusan tidak sia-sia, peresmian Pura Agung Giri Kertha Bhuwana ( 7 Juni 2008) yang bertepatan dengan hari raya Saraswati serta dirangkai dengan Upacara Metatah (77 orang) dan Menek Kelih (6 orang) dilaksanakan pada 8 Juni 2008 berhasil sukses.

Menurut Laporan Ketua Panitia (I Nyoman Mastu) dalam peresmian Pura Agung Giri Kertha Bhuwana (7 Juni 2008), pembangunan pura dilakukan dalam tiga tahap, yakni, yang pertama bagian Utama Mandala yang diawali dengan pembangunan Padmasana pada tahun 2001, serta pepelik, penglurah dan bangunan pendukung lainnya seperti bale gedong, pawedan. Selanjutnya bagian Madya Mandala yaitu Bale Gong dan Bale KulKul. Yang terakhir yaitu Nista Mandala meliputi Penungun Karang, dapur, tempat parkir, kamar mandi dan WC. Pembangunan keseluruhan rampung pada tahun 2008.
Dalam sambutan oleh Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), Drs. I.G.M. Putra Kusuma, menjelaskan dibangunnya Pura Agung Giri Kertha Bhuwana di atas bukit yang terletak di Kompleks Perumahan Lopo Indah BTN Kolhua, Kecamatan Maulafa berdasarkan kepercayaan segi spiritual. Sesuai kepercayaan umat Hindu, pura atau tempat sembahyang harus dibangun di alam yang paling banyak tersenyum. Misalnya seperti lokasi ditepi pantai, danau, mata air, dan bukit merupakan tempat-tempat yang baik untuk yoga. Ini juga sekaligus dipercaya sebagai siklus awal proses kehidupan. Beliau juga mengharapkan dapat terus terbina kerukunan dan keharmonisan umat Hindu dengan umat beragama lain, sehingga hubungan sosial kemasyarakatan dapat terpelihara.
Sedangkan dalam sambutan dari Dirjen Bimas Hindu dalam hal ini diwakili oleh Drs. I Made Sujana, MD dari Direktur Pendidikan Agama Hindu Depertemen Agama Republik Indonesia (RI), beliau mengharapkan kepada umat sedharma agar terus melakukan kegiatan keagamaan di Pura Agung Giri Kertha Bhuwana agar dapat memaksimalkan fungsinya sebagai tempat suci peribadatan. Pura dapat juga dijadikan benteng moral, karena sebagai tempat memohon kekuatan kepada Tuhan agar dapat terhindar dari segala godaan duniawi. Selain pura juga dapat dapat berfungsi sebagai tempat kegiatan pendidikan agama dan keagamaan, tempat melakukan kegiatan sosial keagamaan dan juga tempat kegiatan sosial kemasyarakatan. Di akhir sambutannya, Beliau mengharapkan kepada seluruh umat Hindu di Provinsi NTT khususnya di Kabupaten/Kota Kupang dapat selalu hidup berdampingan dan berteman dengan umat beragama yng lain. Ini dimaksudkan untuk tetap terbinanya kerukunan antar umat beragama yang diidamkan bersama demi kesejahteraan masyarakat di daerah NTT.
Gubernur Nusa Tenggara Timur (Piet A. Tallo, SH) dalam sambutannya yang dibacakan oleh Assisten III Setda NTT (Simon P. Messah) mengatakan , kiranya tempat suci yang baru diresmikan dapat dimanfaatkan oleh segenap umat sedharma di Kota Kupang untuk melaksanakan sembahyang serta upacara-upacara keagamaan. Beliau juga menghimbau agar pura Agung Giri Kertha Bhuwana dapat dimanfaatkan sesuai dengan kegunaan dan fungsinya. Beliau juga mengharapkan agar umat Hindu dapat terus membina kerukunan demi kebersamaan menuju kesejahteraan masyarakat. Hubungan sosial dengan umat lain senantiasa mesti dijaga sehingga dapat tercipta keharmonisan dan ketentraman.
Usai peresmian yang ditandai dengan pemukulan gong oleh Gubernur NTT yang diwakili oleh Assisten III Setda NTT dan penandatanganan prasasti peresmian yang dilakukan di rumah jabatan Gubernur NTT karena beliau tidak berkesempatan hadir dalam upacara peresmian. Assisten III Setda NTT bersama Wakil Walikota Kupang (Drs. Daniel Hurek), Wakil Ketua DPRD Kota Kupang (Rudy Tonubesi), Uskup Agung Kupang (Petrus Turang), Ketua MUI NTT (H. Abdulkadir Makarim) serta beberapa pejabat teras di lingkup Setda NTT dan Pemkot Kupang diberi kesempatan untuk meninjau lokasi pura.
Selanjutnya diadakan acara penanaman pohon di pelataran Pura Agung Giri Kertha Bhuwana oleh Gubernur NTT yang diwakili oleh Assisten III Setda NTT, Walikota Kupang yang diwakili oleh Wakil Walikota, Ketua DPRD Kota Kupang yang diwakili oleh Wakil Ketua DPRD Kota Kupang, Ketua PHDI beserta pemuka agama lainnya.
Upacara Ngenteg Linggih ini dipuput oleh Sulinggih IDA PEDANDA GDE PANJI SOGATA yang didatangkan dari Jakarta.
Bersambung.