Pemilihan umum(disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu yang pada dasarnya biasa disebut pemilihan wakil rakyat. Pemilu 2019 kali ini cukup berbeda dari pemilu sebelumnya.
Kali ini Pemilu dilaksanakan secara serentak. Masyarakat akan dibingungkan dengan adanya 5 surat suara yang akan dicoblos pada 17 april 2019 nanti di TPS (tempat pemungutan suara).
Pada dewasa ini kita tidak akan membahas tentang tatacara Pemilu dan konstitusinya. Kali ini kita akan membahas tentang ideologi negara Indonesia yaitu pancasila pada pemilu kali ini.
Generasi milenials adalah anak-anak dari generasi Baby Boomers dan Gen-X yang tua. Milenial kadang-kadang disebut sebagai “Echo Boomers” karena adanya ‘booming’ (peningkatan besar), tingkat kelahiran pada tahun 1980-an dan 1990-an. Perlu kita ketahui bersama bahwa 78% Generasi milineals apatis terhadap politik, angka yang sangat mengkawatirkan untuk kelangsungan bangsa Indonesia kedepan. Peran dari kaum muda dan kaum akademisi sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan kemajuan bangsa ini.
Berbanding terbalik dengan kaum muda pada orang proklamasi dan pra Reformasi. melihat sejarah pada tanggal 28 Oktober 1928 pemuda Indonesia berikrar bertanah air satu, berbangsa satu dan berbahasa Indonesia. Dengan berkumpulnya pemuda pada saat itu membuat arah baru untuk bangsa ini. Dan pergerakan mahasiswa saat 98 itu adalah saksi dan bukti peran pemuda sangat dibutuhkan.
Kepedulian kepada bangsa ini, rasa gotong-royong, kepedulian terhadap negara ini, pemahaman tentang nilai-nilai Kepanacasilaan dan penerapannya sangat kurang. Melihat sikap kaum milenial yang tidak mau tau tentang perkembangan politik di Indonesia ini menyebabkan rusaknya demokrasi karena banyaknya kaum milenial yang apatis terhadap politik yang menyebabkan Golput.
Wartawan Najwa Shihab menyebutkan, politik saat ini tidak lagi mengikuti aturan main yang ditetapkan KPU selaku penyelenggara melainkan menjadi ajang rangkaian keributan orang-orang “atas”.
Saya meminta kaum milenial ikut berpartisipasi dalam kegiatan politik menjelang Pemilu 2019 mengingat kaum milenial lebih suka berwirausaha dengan mendirikan startup daripada berpolitik. Generasi milenial harus jeli dalam memilih pimpinan karena keputusan pemerintah ke depan akan berpengaruh terhadap nasib mereka dalam menjalankan kegiatan bisnis.
Saya juga tidak berharap ada generasi milenial yang mengambil sikap sebagai golput. Justru dengan menggunakan hak politiknya berarti turut menerapkan ideologi negara ini. dengan memilih pemimpin yang dianggap layak itu adalah salah satu kepedulian kepada bangsa ini, negara ini.
Mari sama-sama kita dukung Pemilu Damai, Pemilu tanpa politik uang, pemilu tanpa memfitnah dan pemilu isu sara.
Ayok datang ke TPS!

Penulis: