SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Denpasar bersama Liga Mahasiswa Malaysia menggelar diskusi bertajuk Mengenang Marsinah secara daring melalui Zoom Meeting, Jumat malam (9/5). Dengan tagline Menolak Lupa!, diskusi ini menjadi momentum kolaboratif lintas negara dalam mengenang semangat perjuangan Marsinah sebagai pejuang buruh.

Ketua PC KMHDI Denpasar, I Dewa Gede Darma Permana, S.Pd, yang juga menjadi pemantik diskusi menyatakan bahwa Marsinah adalah simbol perjuangan yang tidak pernah padam. Ia menegaskan, Marsinah merupakan cermin kelamnya penegakan hukum di Indonesia terhadap masyarakat kelas menengah ke bawah yang memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan.

“Marsinah adalah simbolisasi dari api perjuangan yang tidak pernah padam. Setiap tahun namanya selalu abadi didengungkan sebagai pejuang kemanusiaan. Kasus Marsinah juga menjadi refleksi betapa kelamnya penegakan hukum di Indonesia, terutama bagi pihak menengah ke bawah yang berusaha menuntut hak keadilan dan kesejahteraannya. Hal ini terbukti dari pelaku penyiksaan dan pembunuhan Marsinah yang sampai hari ini belum terungkap,” ujar Dewa.

Dewa yang juga merupakan mahasiswa Magister di Universitas Pendidikan Ganesha menyoroti pengaruh sosial dari perjuangan Marsinah. Menurutnya, Marsinah telah membangkitkan kesadaran kolektif para buruh untuk bersatu memperjuangkan hak, serta menjadi panutan bagi pejuang perempuan masa kini.

“Apa yang dialami oleh Marsinah sesungguhnya menjadi api penyulut persatuan dari perjuangan Para Buruh dalam memperjuangkan hak yang semestinya mereka dapatkan. Marsinah sebagai pemimpin perlawanan serikat buruh di masa lampau, juga menjadi refleksi bagi pejuang perempuan di era kini untuk berani memimpin serta tak takut bersuara dalam memperjuangkan keadilan sosial,” kata Dewa.

Menanggapi janji Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang akan menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional, Dewa menyambut baik wacana tersebut. Namun, ia menekankan pentingnya menunaikan cita-cita Marsinah dalam menjamin kesejahteraan buruh.

“Janji yang dikeluarkan oleh Bapak Presiden Republik Indonesia pada saat May Day untuk menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional dari Kelas Buruh adalah langkah yang baik. Namun yang lebih penting adalah berusaha menunaikan cita-cita Almarhum Marsinah dalam memastikan kepastian kerja, keselamatan, serta kehidupan yang layak bagi Para Buruh,” tegasnya.

Sementara itu, Koordinator Liga Mahasiswa Malaysia, Alyaah Hani, menilai Marsinah sebagai patron penting dalam perjuangan perempuan masa kini. Ia menyoroti kurangnya representasi tokoh perempuan pejuang di Malaysia, sehingga sosok Marsinah layak dijadikan panutan.

“Marsinah menjadi refleksi di mana perempuan juga bisa berjuang dan bisa berdaya demi kemanusiaan. Hal ini sangat bagus kami jadikan sebagai role model perjuangan kaum perempuan di masa kini. Terlebih kami di Liga Mahasiswa Malaysia dan Perempuan Melawan, juga perlu menonjolkan ketokohan perjuangan kaum perempuan layaknya Marsinah dari Indonesia,” ungkap Hani.

Hani juga menambahkan bahwa perjuangan perempuan di era kini menghadapi tantangan berupa eksklusivitas dan elitisme. Ia menganggap diskusi ini sebagai pemicu penting bagi gerakan perempuan untuk kembali bersatu.

“Eksklusifitas dan sikap ego karena menganggap diri elit adalah tantangan tersendiri bagi perjuangan kaum perempuan di era kini. Dengan demikian, diskusi malam hari ini soal Marsinah, menjadi momentum tepat dalam memantik kesadaran dan menyatukan pergerakan perempuan di seluruh dunia dalam memperjuangkan keadilan dan kesetaraan,” jelasnya.

Diskusi “Mengenang Marsinah” juga dilengkapi dengan sesi watch party pemutaran film Marsinah, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab serta renungan gerakan kolaboratif kemahasiswaan sebagai penutup rangkaian acara.

Share:

administrator