Palu, kmhdi.org – Bencana Tsunami di Palu pada tahun 2018 silam merusak ekositem pesisir pantai. Melihat hal tersebut Pimpinan Cabang Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PC KMHDI) Palu dan Pimpinan Daerah Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PD KMHDI) Sulteng bersinergi dengan UKM Hindu se-Kota Palu untuk menanam pohon di pesisir Pantai Dupa, Mamboro, Palu Utara, Sulawesi Tengah pada, Sabtu (12/03).

Pantai Dupa sendiri merupakan tempat bagi umat Hindu untuk melaksanakan upacara melasti yang merupakan salah satu rangkaian upacara dari Hari Suci Nyepi. Ketua PC KMHDI Palu Ni Luh Ayu Suari mengatakan bahwa sebelum bencana Tsunami tahun 2018 silam melanda, pantai ini sangat indah dan ramai dikujungi. Namun hari ini keindahan tersebut tidak bisa dilihat lagi.
”Dulu pantai ini bagus sekali, juga tak kalah indah dengan pantai-pantai terkenal di daerah lain yang ada di Indonesia. Namun pasca Tsunami di tahun 2018 dan ditambah pandemi Covid-19, keadaan pantai ini berbalik 180 derajat,” jelas Ayu Suari.
Bersinergi dengan UKM Hindu se-Kota Palu diantaranya: UPHDM, PMHD STIFA, dan PMHD Wirabadra, PC KMHDI Palu turut serta menyukseskan Gerakan KMHDI Menanam Sejuta Pohon yang dilaksanakan oleh KMHDI di 22 Provinsi 54 titik secara serentak dan berkala dari tanggal 26 Februari – 13 Maret 2022.
Selain menanam pohon, kegiatan ini juga diisi dengan bersih – bersih sampah plastik yang ada di pesisir pantai. Seperti diketahui bersama bahwa plastik adalah barang ciptaan manusia yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk dapat diurai oleh alam. Plastik menjadi bahaya tersendiri bagi kelestarian alam dan lingkungan di sekitar manusia.
“Tidak hanya sekadar menyukseskan Gerakan KMHDI Menanam Sejuta Pohon, aksi ini juga menjadi wujud nyata kepedulian mahasiswa Hindu Indonesia khususnya di Palu terhadap kerusakan lingkungan yang makin parah belakangan ini. Momentum ini juga dapat dimanfaatkan untuk bangkit dari trauma Tsunami tahun 2018 silam,” tutup Ayu Suari.