Ketapang Lampung Selatan, 29 Agustus 2015. Sebanyak 70 orang rombongan peserta Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) ke XII Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) melakukan kegiatan Tirta Yatra atau perjalanan suci ke Pura Segara Batu putih di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan Tirta Yatra ini merupakan rangkaian dari pelaksanaan kegiatan Rakornasi XII KMHDI yang telah digelar di Bandar Lampung pada 27- 28 Agustus 2015.
Presidium PP KMHDI, Putu Surya Adnyana mengatakan Tirta yatra merupakan perjalanan suci yang bertujuan melakukan kunjungan di pura-pura atau tempat suci. Melakukan kunjugan ke Pura-pura adalah 1000 kali dari melakukan yadnya, tambah Putu Surya.
Putu Surya mengatakan bahwa Pura Segara Batu Putih dipilih sebagai tempat tujuan tirta yatra ini karena Pura ini merupakan pura khayangan jagat yang ada di Lampung Selatan. Dia juga berharap peserta tirta yatra mendapat pengetahuan tentang sejarah berdirinya Pura Segara Batu Putih dari Ketua Banjar.
Bapak Wayan Sude, Wakil Ketua PHDI Lampung Selatan sekaligus ketua Banjar Ketapang yang didampingi oleh Tokoh umat Hindu di Pura Segara Batu Putih menceritakan sejarah berdirinya Pura tersebut.
Pura Segara Batu Putih berdiri pada tahun 1974 yang pada saat itu lahan pura merupakan kompleks persawahan saat itu tanaman yang ditanam oleh petani selalu habis dimakan hama. Maka petani mendirikan tempat pemujaan Dewa Baruna, sehingga akhirnya petani memperoleh hasil yang maksimal.
Awalnya pura ini hanya diusung oleh 6 kepala keluarga, sehingga mengalami pengunduran terhadap pura ini hingga tahun 2006. Sehingga melihat kondisi ini Tokoh umat Hindu di Ketapang melakukan renovasi total terhadap pura ini sehingga mampu berdiri megah seperti saat ini. Peresmiaan renovasi itu juga dilakukan oleh Bupati Lampung Selatan pada tahun 2009.
Bapak Wayan Sude mengatakan, kedatangan KMHDI dari seluruh Indonesia di Pura Segara membuat umat sekitar menjadi bangga karena ini membuktikan bahwa umat Hindu itu besar dan ada di mana-mana. Pak Wayan juga berpesan, jangan pernah mundur untuk berbuat dharma. (DDI KMHDI)
Presidium PP KMHDI, Putu Surya Adnyana mengatakan Tirta yatra merupakan perjalanan suci yang bertujuan melakukan kunjungan di pura-pura atau tempat suci. Melakukan kunjugan ke Pura-pura adalah 1000 kali dari melakukan yadnya, tambah Putu Surya.
Putu Surya mengatakan bahwa Pura Segara Batu Putih dipilih sebagai tempat tujuan tirta yatra ini karena Pura ini merupakan pura khayangan jagat yang ada di Lampung Selatan. Dia juga berharap peserta tirta yatra mendapat pengetahuan tentang sejarah berdirinya Pura Segara Batu Putih dari Ketua Banjar.
Bapak Wayan Sude, Wakil Ketua PHDI Lampung Selatan sekaligus ketua Banjar Ketapang yang didampingi oleh Tokoh umat Hindu di Pura Segara Batu Putih menceritakan sejarah berdirinya Pura tersebut.
Pura Segara Batu Putih berdiri pada tahun 1974 yang pada saat itu lahan pura merupakan kompleks persawahan saat itu tanaman yang ditanam oleh petani selalu habis dimakan hama. Maka petani mendirikan tempat pemujaan Dewa Baruna, sehingga akhirnya petani memperoleh hasil yang maksimal.
Awalnya pura ini hanya diusung oleh 6 kepala keluarga, sehingga mengalami pengunduran terhadap pura ini hingga tahun 2006. Sehingga melihat kondisi ini Tokoh umat Hindu di Ketapang melakukan renovasi total terhadap pura ini sehingga mampu berdiri megah seperti saat ini. Peresmiaan renovasi itu juga dilakukan oleh Bupati Lampung Selatan pada tahun 2009.
Bapak Wayan Sude mengatakan, kedatangan KMHDI dari seluruh Indonesia di Pura Segara membuat umat sekitar menjadi bangga karena ini membuktikan bahwa umat Hindu itu besar dan ada di mana-mana. Pak Wayan juga berpesan, jangan pernah mundur untuk berbuat dharma. (DDI KMHDI)