SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Jakarta, Kmhdi.org – Pimpinan Pusat Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia ( PP KMHDI ) gelar Dialog Virtual Politik dengan tema “Pemilu 2024: Ajang Unjuk Popularitas Atau Unjuk Gagasan Menuju Kesejahteraan Indonesia?” melalui platform zoom pada Sabtu, (28/01/2023).

Dialog Virtual Politik ini menghadirkan tiga narasumber, Politisi yaitu Fahri Hamzah, Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro, dan Ketua Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi dan dipandu oleh Ketua Departemen Kajian dan Isu PP KMHDI, Teddy Chrisprimanata Putra.

Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra dalam sambutannya meyampaikan bahwa hari ini Pemilu 2024 dipenuhi pertarungan figur-figur yang digadang-gadang sebagai capres dan cawapres mendatang dengan menegasi gagasan yang seharusnya menjadi inti dalam negara demokrasi.

“Hari ini kita lebih banyak melihat bahwa politik kita dipenuhi dengan adu popularitas calon-calon yang digadang-gadang bakal bertarung dalam kontestasi Pemilu 2024. Harusnya gagasanlah yang diutamakan dan dimunculkan sebagai objek perdebatan, bukan figur,” jelas Yoga Saputra.

Ia juga menekankan kalau partai politik hari ini tidak memiliki kejelasan ideologi, program, hingga gagasan yang akan diadu di ruang publik.

“Partai politik hari ini juga masih berada dalam fase kegamangan. Tidak ada kejelasan, baik dalam ideologi, program, hingga gagasan. Sehinggal hal ini membuat kita hanya terjebak pada perdebatan figur yang akan jadi capres-cawapres tanpa mempertanyakan gagasan apa yang dibawa,” terang Yoga Saputra.

Dalam kesempatan ini, Fahri Hamzah menyoroti kekosongan yang terjadi pasca KPU RI mengumumkan partai politik peserta Pemilu 2024. Ia menyebutkan bahwa seharusnya ada pertarungan gagasan yang dilakukan oleh partai politik yang telah resmi ditetapkan sebagai peserta Pemilu.

“Sistem Pemilu hari ini menyediakan ruang kosong setelah KPU menetapkan partai politik peserta Pemilu 2024. Harus ada platform yang memfasilitasi adanya pertarungan gagasan antar partai, sehingga rakyat tahu partai mana yang membawa gagasan yang mereka mau,” tegas Fahri Hamzah.

Dalam kesempatan yang sama, Bawono Kumoro menyampaikan bahwa proporsi pemilih Indonesia di Pemilu 2024 didominasi pemilih muda dengan 58 persen. Hal ini harusnya bisa dimanfaatkan oleh para kontestan dalam menentukan strategi kampanye yang relevan.

“Dari sekitar 190 juta pemilih, 58 persen diantaranya adalah pemilih muda. Melihat data ini harusnya para kontestan dapat menentukan cara mereka untuk berkampanye. Kontestan harus menguasai isu-isu yang dekat dengan kelompok pemilih muda, seperti perubahan iklim dan kesehatan,” terang Bawono.

Menyambung apa yang dijelaskan oleh Fahri Hamzah, Yusfitriadi mengatakan bahwa minimnya politik gagasan yang terjadi hari ini disebabkan orientasi dari peserta pemilu didominasi oleh orientasi kekuasaan tinimbang orientasi kerakyatan. Ia juga menyebut bahwa mandegnya narasi-narasi konstruktif hari ini juga disebabkan oleh terjebaknya politisi dalam hal-hal yang sifatnya prosesi tinimbang substantif.

“Orientasi kekuasaan yang mendominasi daripada orientasi kerakyatan dari peserta Pemilu menjadi salah satu faktor dari minimnya politik gagasan. Dalam Pemilu kita ini ada tiga hal yang tidak bisa luput, yakni kualitatif, kuantitatif, dan cuantitatif, sehingga hal ini juga jadi penghambat upaya pendidikan politik untuk rakyat,” jelas Yusfitriadi.

Dialog Virtual Politik yang digelar oleh PP KMHDI ini diikuti oleh kader KMHDI dan juga masyarakay umum.

Share:

administrator