Jakarta, kmhdi.org – Teknologi artificial intelligence (AI) kini telah menembus hampir seluruh aspek kehidupan. Tak hanya sebatas inovasi teknologi, AI juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Hal ini disorot dalam webinar bertema “Implementasi AI: Peluang dan Tantangan Organisasi” yang diselenggarakan oleh PP KMHDI melalui program DDI Class (14/05).
Menghadirkan Ibu Aju Widya Sari, Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi), webinar ini membahas betapa besar potensi AI dalam mendongkrak produktivitas dan efisiensi lintas sektor—dari perbankan, pendidikan, energi, kesehatan, hingga bidang hukum.

“AI hari ini sudah menyederhanakan proses operasional di banyak bidang. Di Indonesia saja, pada tahun 2024 pengguna AI telah mencapai angka 221 juta,” ungkap Aju Widya Sari.
Namun, tantangan besar masih mengadang. Salah satunya adalah kurangnya talenta digital yang mampu mengimbangi pesatnya jumlah pengguna AI. Ia menyoroti pentingnya investasi dalam pendidikan dan pelatihan agar ekosistem AI di Indonesia tumbuh seimbang antara pengguna dan pengembang.
Lebih dari itu, Aju Widya Sari menyampaikan bahwa secara global, pada tahun 2024 AI telah menyumbang USD 1,357 milyar dan diperkirakan pada tahun 2030 AI akan menyumbang pertumbuhan ekonomi hingga USD 366 milyar.
“Ini bukan hanya peluang teknologi, tetapi juga peluang ekonomi yang harus kita siapkan dengan regulasi dan etika yang matang,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwasannya saat ini, ada beberapa kebijakan yang sudah ditetapkan untuk mendorong peningkatan implementasi AI sebagai teknologi yang penting untuk visi Indonesia emas 2045.
“Saat ini pemerintah sudah menetapkan kebijakan sebagai regulasi implementasi AI di Indonesia, mulai dari Visi Indonesia Digital 2045, surat edaran menkomdigi tentang etika AI, serta strategi nasional kecerdasan arttifisial. namun tentunya ini masih memerlukan proses pengembangan dan pengawasan dari berbagai pihak” tutupnya.
Melalui webinar ini, KMHDI tidak hanya membekali kader dengan pemahaman dasar tentang AI, tetapi juga mendorong mereka untuk berpikir strategis tentang bagaimana AI bisa dimanfaatkan untuk kepentingan umat dan bangsa ke depan.