Oleh : Ni Putu Sukma Dewi – PD KMHDI Sulawesi Utara
Pendidikan pada dasarnya merupakan proses atau sarana belajar untuk bisa menumbuh kembangkan diri dalam lingkungan masyarakat. Dalam akhir pendidikan juga menurut Ki Hajar Dewantara adalah menghasilkan manusia yang tangguh dalam kehidupan masyarakat. Manusia yang dimaksud adalah manusia yang bermoral Taman Siswa, yaitu mampu melaksanakan Tri Pantangan yang meliputi tidak menyalahgunakan kewenangan atau kekuasaan, tidak melakukan manipulasi keuangan dan tidak melanggar kesusilaan (Ki Suratman, 1987 : 13). Dalam Pendidikan Hindu dimana merupakan pendidikan yang berkaitan erat dengan mengenalkan nilai, norma-norma agama, sehingga bisa menuntun masyarakat Hindu khususnya, agar tidak melenceng dalam menafsirkan dan menerapkan Hindu dalam kehidupan sehari-hari. Dalam keadaan pandemi ini penerapan pendidikan Hindu tidak terlalu sulit mengingat teknologi yang sudah canggih dan bisa mengakses dari segala sumber dan tulisan pendidikan agama Hindu, sehingga pelajar atau peserta didik dan tenaga pendidik juga mencari narasumber sudah terjangkau. Sistem belajar mengajar yang pada awalnya dilakasanakan secara tatap muka akhirnya dilaksanakan secara online. Keadaan tidak terbayangkan. Namun, wajib untuk tetap dilaksanakan guna “memerangi” virus Covid-19 ini. Tetapi, dari segala riuhnya dunia teknologi moderen tidak menutup kemungkinan dalam situasi pandemi ini banyak tenaga pendidik maupun peserta didik kesulitan dalam menjalankan sistem pendidikan secara online. Kesulitan yang dimaksud adalah pandemi ini sangat berpengaruh besar dalam pendidikan dan teknologi yang diamana dijadikan sarana pembelajaran yang memengaruhi dalam sektor ekonomi, politik, pemerintahan, bahkan budaya pun terdampak, sehingga kesulitan yang terjadi dalam mengakses pendidikan berbasis serba memerlukan teknologi adalah suatu hal yang tidak semua masyarakat bisa gunakan disemua kalangan, dimana membutuhkan biaya, dan sampai mengakibatkan terjadinya anak-anak yang putus sekolah maupun mahasiswa yang tidak melanjutkan pendidikan memilih kerja, dan juga banyak masyarakat kalangan bawah kesulitan dalam menjalankan atau mengakses pendidikan secara online apalagi bagi masyarakat dalam daerah yang sulit dalam menjangkau jejaring teknologi yang dimana Indonesia sendiri merupakan Negara Kepulauan. Tetapi pembelajaran secara online ini menjadi pilihan satu-satunya pemerintah dalam keadaan pandemi sekarang yang dimana kemampuan untuk menggunakan media komunikasi dan teknologi menjadi syarat mutlak untuk melaksanakan pembelajaran secara daring (Simarmata et al., 2019, 2020). Yang juga pendidikan daring ini di sampaikan oleh pemerintah dalam menjaga physical distancing, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), mengurangi bepergian dan mencegah kerumunan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19. Jadi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespon dengan kebijakan belajar dari rumah, melalui pembelajaran daring. Tetapi dengan sistem seperti ini apakah karakter anak dalam hal khususnya pendidikan agama Hindu sudah cukup baik tersampaikan? Dalam artian anak didik dalam memperoleh pendidikan agama Hindu itu sendiri sudahkah sesuai dengan pandangan yang tepat untuk mereka?

Dalam agama Hindu adapun tujuan Agama Hindu adalah untuk mencapai kedamaian rohani, dan keejahteraan hidup jasmani. Di dalam pustaka suci Weda diuraikan dengan kalimat “Moksartham Jagadhita ya ca iti Dharma.” Dalam pendidikan agama Hindu secara spesifik bertujuan untuk, memperkuat agama Hindu itu sendiri sebagai dasar filsafat masyarakat Hindu, juga sebagai norma dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai dasar etika kepada pelajar sebagai warga negara republik Indonesia. Dan untuk mempersiapkan pelajar menengah atas hingga mahasiswa agar mampu menganalisis dan menyelesaikan dengan berbagai solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, kecintaan terhadap alam dan lingkungan etika dan moralitas agama. Serta membentuk sikap mental yang mampu mengapresiasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan terhadap alam dan lingkungan serta penguatan masyarakat yang beretika, demokratis, berkeadilan dan bermartabat untuk mampu berinteraksi dengan dinamika mencapai keharmonisan dan kebahagiaan. Hal yang sama disebutkan oleh Merliana (2020:50) bahwa pembelajaran pendidikan agama Hindu seharusnya tidak hanya melihat peningkatan prestasi dan hasil belajar siswa saja, akan tetapi lebih kepada pemahaman siswa secara mendalam untuk memaknai semua materi yang diajarkan oleh Guru dalam mengimplementasikannya kekehidupan sehari-hari. Dalam mengimplementasikan kekehidupan sehari-hari juga sangat perlunya perhatian khusus bagi orang tua dan lingkungan anak dan juga pentingnya kepedulian atau kepekaan pelajar dalam hal menangkap maksud yang diarahkan dan orang tua dirumah sebagai media harus mengarahkan agar mudah dipahami dengan baik oleh peserta didik. Tidak hanya anak didik terkdang oramg dewasa juga masih perlu belajar agar generasi muda bisa mampu dan maksimal dalam membawa jati diri sebagai seorang Hindu, maka menjadi karakter Hindu yang baik juga perlu diperhatikan. Dalam pembentukkan moral juga bisa menggunakan sastra sebagai sumber ilmu pengetahuan pendidikan untuk mempengaruhi pendidikan karakter melalui karakter tokoh yang ada. Dalam Santi Parwa ke dua belas dari kitab Mahabaratha mengajarkan menjadi seorang pemimpin mengambil tindakan, seorang pemimpin selayaknya tidak hanya mengutamakan perasaan pribadi, namun harus mementingkan apa yang diinginkan oleh rakyat. Serta menunjukkan bagaimana caranya menemukan nilai-nilai pendidikan karakter Hindu untuk menuju santi (kedamaian). Nilai pendidikan karakter yang ditemukan di santi parwa dari delapan belas pendidikan karakter ditemukan lima pendidikan karakter yang terdapat dalam santi parwa: religius, jujur, bersahabat/komunikatif, cinta damai, dan tanggung jawab. Diakui atau tidak kita adalah pemimpin. Semua orang adalah pimpinan di tingkat sosial masing-masing. Dalam konteks apa saja, manusia adalah pimpinan. Sehingga parwa ini memiliki keunggulan mengajarkan kita menjadi seorang pemimpin yang berkarakter penuh dengan tanggung jawab yang tidak hanya mementingkan perasaan pribadi. Serta menunjukkan bagaimana caranya menemukan nilai-nilai pendidikan karakter Hindu untuk menuju santi (kedamaian).
Ketika sistem pembelajaran jarak jauh dilakukan untuk pemahaman atau proses mentransferkan ilmu pengetahuan secara emosional bagi anak didik dalam pengamalan nilai-nilai ajaran dan norma-norma agama Hindu susah untuk dilakukan, maka tindakan yang perlu dilakukan adalah upaya membangun karakter generasi muda dimasa pandemi covid-19 dengan nilai ajaran agama Hindu meberikan pandangan bahwa agama adalah alat untuk mencapai kemuliaan manusia dan menjadikan manusia bersifat dewasa. Sehingga semua elemen dalam hal pendidikan baik guru, orang tua, peserta didik, bahkan mahasiswa juga perlu belajar dari sumber-sumber Hindu yaitu kitab-kitab suci Hindu. Pembelajaran agama Hindu sendiri adalah untuk mengimplementasikan nilai-nilai ajaran dari agama Hindu yang tentunya harus diterpakan secara sadar diri dalm diri anak didik dan semua umat beragama Hindu yang dimana ini sudah merupakan bentuk melestarikan ajaran agama dan budaya dari Hindu. Jadi pendidikan karakter agama Hindu adalah penerapan ajaran-ajaran suci yang diwahyukan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang kekal abadi serta mengandung petunjuk-petunjuk tentang perbuatan baik yang patut dilaksanakan oleh umat Hindu dan menghindari perbuatan yang tercela dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tercela dan menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar norma-norma keagamaan, sehingga tercapai kesempurnaan hidup jasmani dan rohani. Pendidikan haruslah membentuk dan mengembangkan karakter ke arah yang lebih baik. Sehingga dalam situasi covid-19 sekarang pun tidak jadi hambatan dalam menerapkan hal tersebut.
DAFTAR PUSTAKA:
Ayu Ginanti, Ni Nyoman. 2020. Strategi Pembelajaran Agama Hindu Di Tengah Pandemi Covid-19 Di SMP Negri 4 Margana. Institiut Hindu Dharma Negeri Denpasar Program Studi Pendidikan Profesi Guru: Jurnal Ekadanta.
Sudarsana, I Ketut,dkk. 2020. Covid-19 Prespektif Pendidikan. Denpasar: Yayasan Kita Menulis.
Suparlan, Henricus. 2015. Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara Dan Sumbangannya Bagi Pendidikan Indonesia. Yogyakarta: Jurnal Filsafat.
Rai Setiawati, Ni Nyoman. 2017. Struktur, Nilai Pendidikan Karakter Hindu Dan Tanggapan Anak Nyastra Tentang Santi Parwa. Fakultas Pendidikan Agama dan Seni UNHI Denpasar: Dharma Smrti.