SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – Hari Guru Nasional Semestinya Menjadi Momen Bahagia Untuk Guru

Hari ini kita memperingati Hari Guru Nasional, tentu harapannya hari ini menjadi momen yang berbahagia bagi para guru di seluruh wilayah Indonesia. Peringatan Hari Guru Nasional sebagai bentuk penghargaan kepada guru sebagai seorang pendidik yang mengabdikan diri dengan penuh semangat. Hal ini, sesuai dengan peranan seorang guru, yang berperanan penting dalam memajukan pendidikan dimana tempat ia mengabdi, sayangnya kesenjangan kesejahteraan hingga saat ini belum tuntas.

Kerja Keras dan pengabdian Guru Belum Cukup Untuk Membuktikan Bahwa Guru Layak di Sejahterakan di

Selama ini, guru dituntut untuk mengajar sesuai dengan perubahan kurikulum. Selain itu, guru juga harus menyelesaikan administrasi yang kian hari terus menumpuk (terus bertambah) seiring dengan pergantian kurikulum. Namun, kerja keras dan pengabdian dari seorang Guru belum cukup untuk membuktikan kepada pemerintah bahwa Guru juga layak untuk di sejahterakan. Sehingga hari ini kita masih menyaksikan kesenjangan yang dirasakan oleh Tenaga pendidik di Indonesia terutama di Daerah 3T.

Kondisi Pendidikan di Daerah 3T di Hari Guru Nasional

Bertepatan dengan hari Guru Nasional tahun 2024, saya mencoba berkomunikasi dengan masyarakat di kampung halaman terkait dengan kondisi sekolah yang saat ini masih miris karena tidak ada guru yang fokus untuk mengajarkan anak-anak di SD Negeri 19 Fena Leisela, Kab. Buru, Prov. Maluku. Disaat yang bersamaan pula saya mendapatkan respon dari masyarakat yang membuat saya merasa miris dengan kondisi tersebut.

Bagaimana tidak, dari jumlah guru sekitar 10 orang kini tinggal seorang guru yang masih bertahan untuk mengajar di sekolah tersebut. Tentu saja, hal ini dasari dengan kondisi sekolah yang terletak di daerah pegunungan dan akses transportasi yang cukup menantang membuat guru-guru yang mengabdi di sekolah tersebut tidak bertahan lama. Apalagi upah yang diterima masih cukup rendah dan tidak sesuai dengan pengabdian dan pengorbanan seorang guru yang mengabdikan diri di daerah 3T.

Untuk itu, perlu keseriusan dari pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) untuk melakukan pembenahan secara menyeluruh dan merata, sehingga kesejahteraan bagi seorang guru dapat terwujud tidak hanya janji politik semata.

Penulis: Ongen lehalima, S.Pd
(Wakil Sekretaris PC KMHDI Denpasar)

Share:

administrator