SEKRETARIAT PIMPINAN PUSAT KMHDI

Sekretariat Operasional (Surat Menyurat):
Jalan Kakatua Blok AA No. 14 Perumahan Cipinang Indah II, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur 13430
* Fax. : 021 – 86600779
Sekretariat Domisili :
Jalan Anggrek Nelly Murni Blok A No. 03, RT/RW 02/03 ,
Kelurahan Kemanggisan, Kecamatan Palmerah – Jakarta Barat 11480

Loading

Denpasar, kmhdi.org – Kelangkaan gas LPG belakangan ini memicu pencarian alternatif energi untuk memasak. Salah satu solusi yang tidak sengaja saya telusuri saat asik men-scroll kolom komentar di aplikasi tiktok adalah pemanfaatan biogas dari septic tank.

Secara pribadi, saya sempat bertanya-tanya: apakah penggunaan biogas yang berasal dari limbah dapat membuat dapur, yang selama ini saya jaga kesuciannya, menjadi leteh?Menurut Basa Bali Wiki, istilah leteh berarti “tidak suci, cemar, atau kotor.” Dalam ajaran Hindu, konsep kesucian sangatlah penting; segala sesuatu yang tidak melalui proses penyucian dianggap tidak layak untuk digunakan dalam konteks spiritual. Dengan demikian, kondisi leteh merupakan hal yang harus dihindari agar nilai-nilai sakral tetap terjaga, terutama pada ruang-ruang yang dianggap suci seperti dapur.

Dalam tradisi Hindu, api (Agni) memiliki peran sentral sebagai simbol kesucian dan transformasi. Api tidak hanya berfungsi secara fisik, melainkan juga sebagai medium dalam ritual persembahan dan pembersihan. Dalam Sarasamuscaya Sloka 59, dijelaskan bahwa terdapat tiga jenis api suci (Tryagni) yang memainkan peran penting dalam kehidupan manusia:

“मङ्गेलेम अमुज रिङ् सङ्ङ् इत्यत्ग् त्र्यग्नि न्गरणिर सङ्ङ् ह्यङ् अपुय् तिग, प्रत्येकिनिर, आहवनीय, गार्हपत्य, चिताग्नि, आहवानीध -त्गरणिर अपुय् निङ् असुरुहन, रुमरेङ् इ पिनाङन्, गार्हपत्य -त्गरणिर अपुय् -जिङ् विनराङ्, अपन अग्नि, अपन अग्नि साक्षिक क्रमानिङ् विनराङ् इ कलानिङ् विवाह, चिताग्नि न्गरणिर अपुय् निङ् मनुनु सव, तहन त सङ्ङ् ह्यङ् त्र्यग्नि न्गरणिर।”

Terjemahan:

“Taat mengadakan pujaan kepada tiga api suci, yang disebut Tryagni: yaitu tiga api suci, perinciannya adalah: ahawaniya, garhaspatya, dan citagni. Ahawaniya artinya api tukang masak untuk memasak makanan, garhaspatya artinya api upacara perkawinan yang dipakai sebagai saksi dalam prosesi pernikahan, dan citagni artinya api untuk membakar mayat, itulah yang disebut tiga api suci.”

Ketiga jenis Agni tersebut memiliki fungsi tersendiri. Ahawaniya, yang berkaitan dengan dapur, adalah api yang digunakan untuk memasak makanan sehari-hari dan menyandang makna kesucian karena berperan memberi kehidupan. Garhaspatya melambangkan kesakralan hubungan dalam upacara perkawinan, sedangkan Citagni membantu proses pemurnian jiwa dalam upacara kremasi.

Karena dapur identik dengan penggunaan Ahawaniya, maka muncul pertanyaan apakah penggunaan biogas dari septic tank yang asalnya dari limbah dapat merusak kesucian dapur dan menjadikannya leteh. Untuk menanggapi hal ini, penting untuk memahami proses pembuatan biogas. Biogas dihasilkan melalui fermentasi anaerobik limbah organik, di mana gas metana dipisahkan dari zat-zat yang tidak diinginkan, seperti hidrogen sulfida dan uap air, melalui tahap pemurnian. Hasil akhirnya adalah gas metana yang bersih dan setara dengan LPG.

Dalam perspektif spiritual, suatu bahan tidak dianggap leteh semata-mata karena asalnya, melainkan juga berdasarkan proses penyucian yang dilaluinya. Dalam banyak tradisi Hindu, meskipun sesuatu yang berasal dari limbah pada awalnya dianggap tidak suci, proses pemurnian yang tepat dapat mengembalikannya ke kondisi yang layak dan bersih. Sebagaimana api suci memiliki kemampuan untuk menyucikan, dapur tetap dapat menjalankan perannya sebagai sumber energi yang murni, asalkan pengelolaannya dilakukan dengan kesadaran akan kebersihan dan nilai spiritual.

Dengan pemahaman yang tepat, biogas dari septic tank dapat menjadi solusi mandiri dan berkelanjutan tanpa mengorbankan nilai-nilai kesucian yang telah dijaga sejak lama.

Penulis : Ni Luh Putu Keysha Maharani (PC KMHDI Denpasar)

Share:

administrator